Selasa, 27 Mei 2014

Model Komunikasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Komponen Komunikasi
Terdapat lima unsur dasar dalam komunikasi, yaitu : pengirim, penerima, medium, pesan, dan beberapa bentuk umpan balik (tanggapan penerima pesan).
1.      Pengirim
Pengirim sebagai p
emrakarsa/sumber komunikasi, dapat merupakan sumber formal maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk.
2.      Penerima
Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar.
3.      Medium
Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa) atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung baik melalui telepon, surat maupun online).
4.      Pesan
Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik dari
pada pesan non verbal. Pesan verbal yang digabungkan dengan pesan non verbal sering memberikan lebih banyak informasi kepada penerima dari pada salah satu diantara keduanya.
5.      UmpanBalik
Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yang dimaksudkan.

2.2    Model-Model Komunikasi Menurut Para Ahli

Teoritikus komunikasi menciptakan model-model komunikasi yang merupakan reperesentasi sederhana dari hubungan-hubungan kompleks diantara elemen-elemen dalam proses komunikasi, yang mempermudah kita untuk memahami proses yang rumit.
Berikut ini adalah model-model komunikasi menurut para ahli :
1.      Komunikasi Sebagai Aksi (Model Linier)
Model Linier ini merupakan deskripsi dari Claude Shannon (seorang ilmuwan Bell Laboratories dan profesor di Massachusetts Institute of Technology) dan Warren Weaver (seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Foundation). Mereka berdua pandangan satu arah mengenai komunikasi yang berasumsi bahwa pesan dikirimkan oleh suatu sumber melalui penerima melalui saluran. Sumber dari tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang dikirim  dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam sebuah interaksi. Komunikasi model linier ini juga melibatkan gangguan (noise) yang merupakan hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber informasi. Ada 4 jenis gangguan pada model komunikasi liner ini, yaitu: gangguan semantik, gangguan fisik (eksternal), gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis.
2.      Komunikasi Sebagai Interaksi (Model Interaksional)

Model komunikasi interaksional ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Bila dalam model komunikasi linier, seseorang hanyalah berperan sebagai pengirim atau penerima, maka pada model komunikasi interaksional ini juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima. Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim amupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya
sekaligus.

3.      Komunikasi Sebagai Transaksi (Model Transaksional)
Model komunikasi transaksional ini dikemukakan oleh Barnlund. Dia menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi. Model komunikasi transaksional berarti bahwa proses komunikasi tersebut kooperatif, baik pengirim maupun penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. (indahf/Carapedia)
4.      Model Leary ( dalam Machfoedz, 2009)
Komunikasi merupakan proses transaksi multidimensional yang ditentukan oleh interaksi yang terjadi diantara pihak komunikator dan komunikan. Respon komunikan sangat dipengaruhi oleh perlakuan pihak komunikator. Model Leary meliputi dua dimensi yaitu menguasai vs dikuasai dan senang vs tidak senang.
           1. Dimensi menguasai vs dikuasai (dominance vs submission)
Dimensi ini menerangkan apabila komunikator dalam komunikasi berada pada posisi dominance maka komunikan berada pada posisi submission. Kondisi komunikasi ini dapat terjadi pada komunikasi satu arah, misalnya komunikasi diantara perawat dan klien. Pihak yang berada pada posisi submission merupakan pihak yang lemah. Oleh karena itu ia harus patuh pada perintah atau pesan komunikasi yang disampaikan.
                    2. Dimensi senang vs tidak senang (love vs hate)
Dimensi ini berbicara tentang perlakuan satu pihak atau komunikator dengan pihak lain atau komunikan berdasarkan rasa senang atau tidak senang. Komunikasi yang didasarkan pada dimensi ini akan menimbulkan perlakuan diskriminatif kepada pihak komunikan. Dengan demikian dimensi ini tidak tepat apabila diaplikasikan dalam keperawatan jiwa karena seorang perawat adalah professional yang tidak dibenarkan memperlakukan klien secara diskriminatif.


5.      Model interpersonal Hildegard E. Peplau (dalam Fitzpatrick, 1989)
Model interpersonal peplau lebih menekankan proses komunikasi sebagai konsep dasarnya. Komunikasi merupakan unsur terpenting di lingkungan manusia dan komunikasi juga menengahi pemikiran atau pendapat. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal (Fitzpatrick, 1989).
Teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia).

6.      Model interaksi Imogene King

Model interaksi King menekankan proses komunikasi yang berlangsung antara perawat dan pasien merupakan hasil interaksi yang bertujuan untuk menentukan suatu keputusan dalam pelaksanaan tindakan kesehatan. Proses interaksi dalam komunikasi merupakan dasar tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada klien (Machfoedz, 2009).
Penerapan model ini didasarkan pada pertimbangan untuk membantu klien agar berupaya mempertahankan kesehatan. Perawat perlu menganalisis komponen yang berkaitan dengan status kesehatan klien. Kesehatan klien bukan merupakan faktor yang berdiri sendiri melainkan berhubungan erat dengan lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat di sekitarnya. Model ini menekankan hubungan timbal balik antara individu dan sistem social (Machfoedz, 2009).

7.      Model S – R (John Broad Watson)
Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik.        
Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.
Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.

8.      Model Aristoteles
Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato.         
Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.



9.       Model Shannon dan Weaver
Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.
Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :
Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

10.  Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

11.  Model Westley dan Maclean
Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.
Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.

12.  Model Gerbner

Model verbal Gerbner adalah : Seseorang ( sumber, komunikator ), mempersepsi suatu kejadian dan bereaksi dalam suatu situasi melalui suatu alat untuk menyediakan materi dalam suatu bentuk dan konteks yang mengandung isi dan yang mempunyai suatu konsekuensi.

13.  Model Berlo
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :
1.      Keterampilan komunikasi
2.      Sikap
3.      Pengetahuan
4.      Sistem sosial
5.      Budaya
Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).

14.   Model DeFleur
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.
Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

15.  Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.

Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

16.  Model Gudykunst dan Kim
Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.

      2.3   Aplikasi Penggunaan Model Komunikasi (Stuart & sundeen,1998)
                 ► Pandangan Tentang Penyimpangan Perilaku (Berne, Watzlawick)
Penyimpangan perilaku disebabkan karena kegagalan dan kekacauan dalam berkomunikasi. Gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Kegagalan bisa terjadi karena sender tidak mampu bicara atau menerima umpan balik, pesan tidak mampu disampaikan atau tidak dimengerti atau receipen tidak bisa menerima atau memberi respon.
                 ► Proses Terapeutik        
Pola komunikasi klien dianalisa sehingga klien bisa mengerti mengapa dia gagal dalam berkomunikasi. Kegiatannya bisa berupa pembicaraan antar individu, kelompok dan dengan tim kesehatan. Klien diberi beberapa pelatihan, kemudian therapist memberi laporan tentang kemajuannya dan klien disuruh memberi umpan balik untuk mengklarifikasi area masalah. Analisis transaksional berfokus pada permainan dan belajar untuk berkomunikasi secara langsung tanpa bersandiwara.
                  ► Peran Pasien dan Terapis
Pasien memperhatikan pola komunikasi, termasuk permainan, pelatihan  dan bekerja untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri serta memvalidasi pesan dari orang lain. Klien berusaha meningkatkan komunikasi dengan mempelajari umpan balik dari orang lain.

Terapis menginterpretasi pola komunikasi kepada pasien dan mengajarkan prinsip-prinsip komunikasi yang baik.  Terapis memperagakan cara berkomunikasi yang baik, memberikan reinforcement pada komunikasi yang baik dan bila belum efektif maka harus didiskusikan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar