BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen Komunikasi
Terdapat lima
unsur dasar dalam komunikasi, yaitu : pengirim, penerima, medium,
pesan, dan beberapa bentuk umpan balik (tanggapan penerima pesan).
1. Pengirim
Pengirim sebagai pemrakarsa/sumber komunikasi, dapat merupakan sumber formal maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk.
Pengirim sebagai pemrakarsa/sumber komunikasi, dapat merupakan sumber formal maupun informal. Sumber komunikasi formal mungkin berupa organisasi untuk memperoleh laba (komersial) maupun nirlaba. Sumber informal mungkin orang tua, atau teman yang memberikan informasi atau nasihat mengenai produk.
2. Penerima
Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar.
Penerima komunikasi pemasaran formal cenderung menjadi calon atau pelanggan yang dibidik (yaitu anggota audien yang dibidik oleh pemasar). Audien perantara dan yang tidak diharapkan juga mungkin menerima komunikasi para pemasar.
3. Medium
Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa) atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung baik melalui telepon, surat maupun online).
Medium atau saluran komunikasi mungkin impersonal (misalnya, media massa) atau interpersonal (pembicaraan resmi antara tenaga penjual dan pelanggan atau pembicaraan informal antara dua orang atau lebih yang terjadi secara langsung baik melalui telepon, surat maupun online).
4. Pesan
Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik dari pada pesan non verbal. Pesan verbal yang digabungkan dengan pesan non verbal sering memberikan lebih banyak informasi kepada penerima dari pada salah satu diantara keduanya.
Pesan dapat bersifat verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (foto, ilustrasi, atau symbol), atau kombinasi keduanya. Pesan verbal biasanya dapat mencakup informasi produk atau jasa yang lebih spesifik dari pada pesan non verbal. Pesan verbal yang digabungkan dengan pesan non verbal sering memberikan lebih banyak informasi kepada penerima dari pada salah satu diantara keduanya.
5. UmpanBalik
Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yang dimaksudkan.
Umpan balik yang cepat waktunya memungkinkan pengirim untuk memperkuat, mengubah, atau memodifikasi pesan untuk menjamin agar dapat dimengerti sesuai dengan yang dimaksudkan.
2.2 Model-Model
Komunikasi Menurut Para Ahli
Teoritikus
komunikasi menciptakan model-model komunikasi yang merupakan reperesentasi
sederhana dari hubungan-hubungan kompleks diantara elemen-elemen dalam proses
komunikasi, yang mempermudah kita untuk memahami proses yang rumit.
Berikut ini adalah model-model komunikasi
menurut para ahli :
1. Komunikasi Sebagai Aksi (Model Linier)
Model
Linier ini merupakan deskripsi dari Claude Shannon (seorang ilmuwan Bell
Laboratories dan profesor di Massachusetts Institute of Technology) dan Warren
Weaver (seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Foundation). Mereka
berdua pandangan satu arah mengenai komunikasi yang berasumsi bahwa pesan
dikirimkan oleh suatu sumber melalui penerima melalui saluran. Sumber dari
tersebut bisa berupa asal ataupun pengirim pesan. Sedangkan pesan yang
dikirim dapat berupa kata-kata, suara, tindakan, atau gerak-gerik dalam
sebuah interaksi. Komunikasi model linier ini juga melibatkan gangguan (noise)
yang merupakan hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber informasi. Ada 4 jenis
gangguan pada model komunikasi liner ini, yaitu: gangguan semantik, gangguan
fisik (eksternal), gangguan psikologis, dan gangguan fisiologis.
2.
Komunikasi Sebagai Interaksi (Model Interaksional)
Model komunikasi interaksional ini dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Bila dalam model komunikasi linier, seseorang hanyalah berperan sebagai pengirim atau penerima, maka pada model komunikasi interaksional ini juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima. Model komunikasi ini menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim amupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.
3. Komunikasi Sebagai Transaksi (Model Transaksional)
Model
komunikasi transaksional ini dikemukakan oleh Barnlund. Dia menggarisbawahi
pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam
sebuah episode komunikasi. Model komunikasi transaksional berarti bahwa proses
komunikasi tersebut kooperatif, baik pengirim maupun penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. (indahf/Carapedia)
4.
Model
Leary ( dalam Machfoedz, 2009)
Komunikasi merupakan
proses transaksi multidimensional yang ditentukan oleh interaksi yang terjadi
diantara pihak komunikator dan komunikan. Respon komunikan sangat dipengaruhi
oleh perlakuan pihak komunikator. Model Leary meliputi dua dimensi yaitu menguasai
vs dikuasai dan senang vs tidak senang.
1. Dimensi menguasai vs dikuasai
(dominance vs submission)
Dimensi ini menerangkan
apabila komunikator dalam komunikasi berada pada posisi dominance maka
komunikan berada pada posisi submission. Kondisi komunikasi ini dapat
terjadi pada komunikasi satu arah, misalnya komunikasi diantara perawat dan
klien. Pihak yang berada pada posisi submission merupakan pihak yang lemah.
Oleh karena itu ia harus patuh pada perintah atau pesan komunikasi yang
disampaikan.
2. Dimensi senang vs tidak senang
(love vs hate)
Dimensi ini berbicara
tentang perlakuan satu pihak atau komunikator dengan pihak lain atau komunikan
berdasarkan rasa senang atau tidak senang. Komunikasi yang didasarkan pada
dimensi ini akan menimbulkan perlakuan diskriminatif kepada pihak komunikan.
Dengan demikian dimensi ini tidak tepat apabila diaplikasikan dalam keperawatan
jiwa karena seorang perawat adalah professional yang tidak dibenarkan
memperlakukan klien secara diskriminatif.
5.
Model
interpersonal Hildegard E. Peplau (dalam Fitzpatrick, 1989)
Model interpersonal
peplau lebih menekankan proses komunikasi sebagai konsep dasarnya. Komunikasi
merupakan unsur terpenting di lingkungan manusia dan komunikasi juga menengahi
pemikiran atau pendapat. Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan
oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen
sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit
(sumber kesulitan), dan proses interpersonal (Fitzpatrick, 1989).
Teori Hildegard E.
Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu
dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia).
6.
Model
interaksi Imogene King
Model interaksi King
menekankan proses komunikasi yang berlangsung antara perawat dan pasien
merupakan hasil interaksi yang bertujuan untuk menentukan suatu keputusan dalam
pelaksanaan tindakan kesehatan. Proses interaksi dalam komunikasi merupakan
dasar tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada klien (Machfoedz, 2009).
Penerapan model ini
didasarkan pada pertimbangan untuk membantu klien agar berupaya mempertahankan kesehatan.
Perawat perlu menganalisis komponen yang berkaitan dengan status kesehatan
klien. Kesehatan klien bukan merupakan faktor yang berdiri sendiri melainkan
berhubungan erat dengan lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat di
sekitarnya. Model ini menekankan hubungan timbal balik antara individu dan
sistem social (Machfoedz, 2009).
7.
Model S – R (John Broad Watson)
Model stimulus
– respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi
oleh disiplin psikologi behavioristik.
Model ini
menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat
sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat
nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk
memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat
timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan
komunikasi.
Contoh : Anda
menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil
senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau
malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran
anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.
8.
Model Aristoteles
Model ini
adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model
retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato.
Menurut
Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda),
argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain,
faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato
meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.
Salah satu
kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang
statis.
9.
Model Shannon dan
Weaver
Model yang
sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan
suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran kepada seorang penerima.
Konsep penting
Shannon dan Weaver adalah :
Gangguan
(noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan.
10.
Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang
memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini
adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai
oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan
simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal
untuk memulihkan keseimbangan.
11.
Model Westley dan Maclean
Menurut pakar
ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi
dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam
komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda.
Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik
dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama,
calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.
Konsep
pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi
antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang
bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.
12.
Model Gerbner
Model verbal Gerbner adalah :
Seseorang ( sumber, komunikator ), mempersepsi suatu kejadian dan bereaksi
dalam suatu situasi melalui suatu alat untuk menyediakan materi dalam suatu
bentuk dan konteks yang mengandung isi dan yang mempunyai suatu konsekuensi.
13.
Model Berlo
Menurut model
Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :
1.
Keterampilan
komunikasi
2.
Sikap
3.
Pengetahuan
4.
Sistem sosial
5.
Budaya
Salah satu
kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau
komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk
komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).
14.
Model DeFleur
Source dan
Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver
dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah
peristiwa fisik informasi menjadi pesan.
Menurut
DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam
suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons
internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.
15. Model Tubbs
Pesan dalam
model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun
tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran,
penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam
model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah
faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi
atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah
pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
16.
Model Gudykunst dan Kim
Merupakan
model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau
komunikasi dengan orang asing.
Menurut
Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu
proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang
dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan
faktor lingkungan.
2.3 Aplikasi Penggunaan Model Komunikasi (Stuart
& sundeen,1998)
► Pandangan Tentang
Penyimpangan Perilaku (Berne, Watzlawick)
Penyimpangan perilaku
disebabkan karena kegagalan dan kekacauan dalam berkomunikasi. Gangguan
perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Kegagalan
bisa terjadi karena sender tidak mampu bicara atau menerima umpan balik, pesan
tidak mampu disampaikan atau tidak dimengerti atau receipen tidak bisa menerima
atau memberi respon.
► Proses Terapeutik
Pola komunikasi klien
dianalisa sehingga klien bisa mengerti mengapa dia gagal dalam berkomunikasi.
Kegiatannya bisa berupa pembicaraan antar individu, kelompok dan dengan tim
kesehatan. Klien diberi beberapa pelatihan, kemudian therapist memberi laporan
tentang kemajuannya dan klien disuruh memberi umpan balik untuk mengklarifikasi
area masalah. Analisis transaksional berfokus pada permainan dan belajar untuk
berkomunikasi secara langsung tanpa bersandiwara.
► Peran Pasien dan Terapis
Pasien memperhatikan
pola komunikasi, termasuk permainan, pelatihan dan bekerja untuk
mengklarifikasi komunikasinya sendiri serta memvalidasi pesan dari orang lain.
Klien berusaha meningkatkan komunikasi dengan mempelajari umpan balik dari
orang lain.
Terapis
menginterpretasi pola komunikasi kepada pasien dan mengajarkan prinsip-prinsip
komunikasi yang baik. Terapis memperagakan cara berkomunikasi yang baik,
memberikan reinforcement pada komunikasi yang baik dan bila belum efektif maka
harus didiskusikan kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar