Jumat, 23 Mei 2014

Makalah Masa Infancy (Masa Bayi)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
Makhluk itu memiliki koordinasi motorik yang buruk dan hanya dengan susah payah barulah ia mampu menggerakkan badannya. Perilaku umumnya tampak tidak terorganisasi dan walaupun ia menangis ketika ia tidak merasa nyaman, iapun ternyata menggunakan sedikit bunyi lain. Ia tidur hampir sepanjang waktu, kira – kira 16 hingga 17 jam sehari. Anda bertanya – tanya tentang makhluk ini dan ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang ia lakukan. Anda berpikir dalam diri anda sendiri, “Kita khawatir kalau ia dapat melihat. Bagaimana kita dapat mengetahuinya?”
Bila Anda bertanya – tanya apa gerangan makhluk di atas, maka iniah jawabannya: Makhluk yang Anda telah baca itu ialah bayi manusia, dan peran yang Anda mainkan adalah peran seorang peneliti pertumbuhan bayi (developmentmentasist) yang tertarik dalam penemuan tehnik untuk mempelajari persepsi visual bayi.
1.2     Perumusan Masalah :
1.        Bagaimana tahapan perkembangan masa bayi berlangsung ?
2.        Bagaimana karakteristik bayi masa lahir ?
3.        Apa saja aspek-aspek perkembangan fisiologis ?
4.        Bagaimana cara pemeliharaan kesehatan bayi ?
5.        Apa saja masalah dan gangguan pada bayi ?
1.3     Tujuan :
1.        Untuk memahami perkembangan masa bayi.
2.        Untuk mengetahui karakteristik bayi masa lahir,
3.        Untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan fisiologis
4.        Untuk mengetahui cara pemeliharaan kesehatan bayi
5.        Untuk mengetahui apa saja masalah dan gangguan pada bayi

I.4     Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari  kepustakaan dan browsing dari internet.
1.5     Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode dan Prosedur
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Masa Bayi
2.2 Karakteristik Bayi Masa Lahir
2.3 Aspek-Aspek Perkembangan Fisiologis
2.4 Pemeliharaan Kesehatan Bayi
2.5 Masalah dan Gangguan Pada Bayi
BAB  III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Perkembangan Masa Bayi
1.    Tangis bayi
Tentang tangis bayi Freud berpendapat bahwa tangis si bayi itu disebabkan oleh karena pada saat itu terjadi perpindahan dari kehidupan yang tidak disadari ke kehidupan yang disadari. Akibat perpindahan itu si bayi menjadi takut, dan ingin kembali ke kehidupan yang sebelumnya (regressi). Sejak saat inilah timbul pada si bayi dorongan atau nafsu mati.
Pendapat yang lain yang lebih bersifat umum, mengatakan bahwa tangis si bayi itu disebabkan kelahiran itu melalui suatu tekanan pada tubuh si bayi itu. Hal ini di buktikan dengan adanya percobaan bahwa kepekaan rasa pada kulit, adalah yang pertama yang dialami oleh si bayi, sebelum kepekaan rasa pada indera yang lain.
2.    Ketidakberdayaan  bayi
Hal ini Nampak jelas bila di bandingkan dengan anak binatang. Anak binatang, lahir telah dilengkapi dengan dorongan – dorongan, misalnya dorongan atau instink untuk mempertahankan diri dan instink untuk melindungi diri. Sedang anak manusia tidak demikian halnya. Yang paling nampak pada saat baru lahir hanyalah instink untuk mempertahankan (kehidupan) diri. Yaitu instink untuk makan dan minum. Untuk keperluan – keperluan yang lain, dia sangat menggantungkan dirinya kepada lingkungannya.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa ketidak berdayaan si anak, mengundang banyaknya pertolongan. Hal ini menyebabkan banyak si penolong, dan ini memungkinkan si anak dapat berkembang lebih sempurna daripada anak binatang.
3.    Tidur bayi
Menurut penelitian charlotte buhler, di dalam 24 jam, 18 jam lamanya hanyalah untuk tidur. Sedang waktu yang lainnya dipergunakan untuk menyusu, untuk gerakan – gerakan spontan, dan yang lain untuk reaksi – reaksi terhadap rangsangan dari luar, baik reaksi positif maupun reaksi negative.
Hal ini berlangsung kurang lebih dua minggu lamanya, kemudian berangsur – angsur waktu tidur itu berkurang dan bertambahlah gerakannya, yang berturut – turut mulai dapat menggapai – gapai dengan tangannya, kemudian bermain – main dengan kedua tangan dan kakinya, dst. Pada umur 5 bulan, waktu tidur itu hanya selama 12 jam, sedang waktu yang lain adalah untuk melayani dorongan – dorongan dari dalam dan untuk mereaksi positif maupun negative.
Sampai pada umur 6 bulan, pada saat tidak tidur ia mulai mengeluarkan suara– suara. Ia mulai tertarik dengan benda – benda lain sebagai alat permainannyadan semua yang dapat  di gapainya, di cobanya untuk dimasukkan ke mulutnya. Semua yang dapat dilihat, ingin digapainya. Sampai pada umur 10 bulan, ia hanya menangis bila ia merasa sakit atau lapar. Ia telah mulai berusaha menjangkau apa yang dilihatnya dengan mengangkat dirinya pindah dari kedudukan semula (merangkak). Demikian perkembangan anak itu berlangsung terus, sehungga sampai umur 12 bulan, anak yang normal telah dapat berjalan.
2.2     Karakteristik Bayi Masa Lahir
Menurut para ahli psikologi perkembangan (Papalia, Old & Feldman, 1998; Turner & Helms, 1995; Santrock, 1999), ada beberapa ciri – ciri bayi yang normal. Bayi yang normal tentu mempunyai tanda – tanda kesadaran untuk merespons terhadap stimulasi yang berasal dari lingkungan hidupnya. Di bawah ini ada enam karakteristik umum yang dialami oleh bayi yang baru lahir dari Rahim ibunya, yaitu:
1.    Banyak tidur
Yang dilakukan oleh bayi adalah tidur secara terus – menerus. Matanya selalu menutup, sebagai upaya untuk menjalani proses kehidupannya. Dengan demikian, seorang bayi seolah – olah dalam keadaan malas, karena tidur menerus.
2.    Tidur aktif
Tidur merupakan aktivitas utama bagi setiap bayi yang normal. Sebagian besar waktunya memang harus dipergunakan untuk tidur setelah makan atau minum, biasanya bayi akan merasa mengantuk dan tertidur, karena perutnya sudah kenyang. Dalam pandangan psikofisiologis, aktivitas tidur berfungsi untuk memberikan kesempatan organ perut untuk mengolah makanan agar dapat digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Pengolahan makanan yang dilakukan oleh organ perut bersifat efektif karena hasil pengolahan tersebut segera di ubah menjadi energy dan pertumbuhan organ – organ fisiknya.
3.    Malas – malasan
Seringkali keadaan tidur dianggap sebagai perilaku malas. Malas – malasan bukan berarti bahwa bayi tidak mau beraktivitas apa – apa, akan tetapi bayi mencoba memanfaatkan waktunya untuk melihat, memandangi atau mengobservasi terhadap benda – benda di lingkungan sekitarnya. Proses observasi ini menjadi dasar pembelajaran bayi untuk mengenali dan mengingat objek benda. Oleh karena itu, stimulasi eksternal yang aktif dari orang tuanya, akan meningkatkan kemampuan kognitif bayi. Setiap stimulasi yang direspon oleh bayi akan meningkatkan fungsi intelektual, kecerdasan maupun minat bayi terhadap objek lingkungan eksternal. Dengan demikian akan menumbuhkan minat, bakat maupun kemampuan memecahkan masalah (problem solving skill).
4.    Waspada
Lamanya bayi tinggal dan berdiam seorang diri di ruang kamar, akan menimbulkan rasa bosan karena bayi menghadapi situasi dan kondisi yang monoton. Oleh karena itu, bayi merasa resah, gelisah, stress dan menangis. Meskipun dalam keadaan tidur, namun ketika bayi merasa gelisah dan mendengar suara – suara yang keras dan memekakkan telinga akan di respon dengan keterkejutan (shock), maka ia pun segera terbangun dari tidurnya.
5.    Rewel
Pengalaman – pengalaman yang tidak menyenangkan akan dirasakan sebagai sesuatu yang mengganggu hidupnya. Berbagai kondisi fisik yang tidak nyaman seperti sakit – penyakit, lapar, tenggorokan haus, cuaca dingin atau panas, suasana bising, ramai, sumpek dan sebagainya, cenderung akan membuat bayi terus – menerus menangis. Ia sering rewel dan tidak mau diam. Oleh karena itu, dengan teratasinya masalah tersebut, maka akan membuat bayi merasa tenang kembali.
6.    Menangis
Menangis merupakan bahasa komunikasi yang diekspresikan oleh seorang bayi kepada lingkungan sosialnya. Menangis merupakan suatu tanda yang memiliki arti tertentu, yang mengisyaratkan bahwa bayi memerlukan perhatian secepat mungkin. Penyebab bayi menangis diantaranya adalah karena factor  internal maupun eksternal. Factor internal ialah factor – factor yang berasal dari dalam diri sendiri, seperti rasa lapar, capai, mengantuk. Factor eksternal ialah factor dari lingkungan diluar dirinya, seperti kamar terasa panas, dingin, gelap dan sebagainya.
2.3     Aspek-aspek Perkembangan Fisiologis
Pertumbuhan fisiologis menjadi tolok ukur perkembangan bayi. Perubahan-perubahan fisik merupakan konsekuensi dari proses pemeliharaan dari orang tuanya. Pemberian makanan yang bergizi dan memberikan stimulasi eksternal akan memacu  perkembangan fisik, kognitif maupun psikomotoriknya. Selain itu, fungsi kerja organ-organ fisik yang memadai (adequate), sehat dan normal meningkatkan kinerja aktivitas bayi dalam kehidupan sehari-hari. Dibawah ini akan dijelaskan 5(lima) aspek perkembangan fisik bayi, antara lain:
1.    System Organ Tubuh
Susunan system organ yang dimiliki bayi telah berkembang secara lengkap dan matang, tetapi tidak didukung oleh kemampuan untk mengkoordinasikan dengan baik, sehingga belum dapat difungsikan secara sadar dan mandiri oleh bayi. Artinya bayi belum dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi sistem syaraf, seperti kegiatan psikomotorik halus (fine motoric) maupun keterampilan motorik kasar (gross motoric). Oleh karena itu, aktivitas bayi bersifat pasif yakni memerlukan rangsangan (stimulasi) dari luar dan biasanya ia selalu berada diseputar tempat tidurnya.
2.    System Peredaran Darah
Selama masa dikandungan, system peredaran darah janin dipengaruhi oleh plasenta yang dihubungkan dengan rahim ibunya. Tetapi setelah lahir, system peredaran darah bayi sudah terpisah dari plasenta dan berjalan sebagaiman mestinya seperti orang dewasa lainnya. Setelah lahir, detak jantung bayi bekerja secara cepat dan cenderung tak teratur, sehingga hal ini mempengaruhi pada ketidak-setabilan tekanan darahnya. Namun hal ini hanya berlangsung kurang lebih selama 10 hari, karena kondisi internal bayi sedang melakukan proses penyesuaian diri dengan keadaan diluar dirinya(temperature-suhu, makanan,minuman maupun tempat tinggal). Sesudah itu, system peredaran bayi akan menjadi normal seperti orang dewasa lainnya.
3.    System Pernapasan
Semasa dikandungan, janin bernapas melalui tali plasenta. Namun kemudian, setelah lahir, bayi harus melakukan pernapasan sendiri, tanpa bantuan tali plasenta lagi. Oleh karena itu, bayi yang baru lahir akan merasa terkejut dan langsung menangis sebagai reaksi terhadap situasi baru. Usai pemotongan tali plasenta makin memperjelas keterpisahan bayi dari Rahim ibunya, sehingga hal ini mendorong bayi untuk memanfaatkan system pernapasan sebagai cara bayi menyesuaikan diri dengan lngkungan eksternalnya. Organ-organ internal (seperti paru-paru, tenggorokan) dan organ eksternal (hidung, mulut) segera berfungsi baik.
Bayi-bayi yang dilahirkan dalam keadaan premature, umumnya mengalami gangguan pernapasan. Hal ini terjadi karena organ-organ system pernapasan (respiration system) belum siap dipergunakan untuk bernapas. Oleh karena itu bayi prematur harus memerlukan bantuan medis agar supaya dapat bernapas dengan bai. Bayi prematur harus dimasukkan ke dalam inkubator (incubator)  untuk mendapatkan suhu atau temperatur yang sesuai dengan suhu di dalam rahim ibunya. Dengan demikian, bila bayi telah siap untuk bernapas secara mandiri, maka ia harus ke luar dari masa inkubasi tersebut.
4.    Sistem Pencernaan Makanan
Sejak lahir bayi tak lagi memperoleh makanan dari tali plasenta,  tetapi ia harus dapat menelan dan mencerna makanan yang diterima melalui mulutnya. System pencernaan bayi harus disesuaikan dengan bahan-bahan makanan yang dikonsumsinya, seperti air susu ibu(ASI) akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Menginjak usia 4 bulan, bayi sudah memperoleh bahan makanan tambahan, seperti bubur atau biscuit. Meskipun demikian, pemberian bahan makanan tersebut harus hati-hati, agar tidak menimbulkan stress pada bayi. Cara pemberian bahan makanan tambahan akan bermanfaat untuk mengajar, mendidik dan melatih bayi untuk menelan maupun mencerna bahan-bahan yang sedikit lebih keras dibandingkan ASI. Dengan demikian makin bertambah hari akan makin mampu untuk menyesuaikan diri dengan baik dan fungsi pencernaaan berjalan lancar.
5.    System Pengaturan Suhu Badan
Reaksi menangis pertama kali setelah kelahiran dianggap sebagai upaya untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan suhu di luar. Di dalam Rahim, ia merasakan sangat nyaman dan hangat. Ia tak pernah merasakan panas, dingin, tekanan(stress) langsung dari lingkungan luar. Tetapi ketika lahir, mau tidak  mau bayi dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan eksternalnya. Sebagai konsekuensinya, pada bayi-bayi yang belum mampu beradaptasi dengan baik, maka bayi sering kali menangis, sakit dan rewel terus menerus. Hal inilah dianggap sebagai stress lingkungan sosial yang dialami bayi. Bagi bayi-bayi yang terbiasa menghadapi kenyataan tersebut, maka mereka tidak akan merasa kaget dan tetap tenang, nyaman dan aman dalam beradaptasi.    
2.4     Pemeliharaan Kesehatan Bayi
Walaupun sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya, seorang bayi menghendaki dirinya mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang mengarah pada peningkatan kualitas kehidupan. Karena mau tak mau, ia akan dan harus mengahadapi permasalahan hidupnya seorang diri. Untuk itu, sejak awal sebenarnya bayi memerlukan bimbingan, arahan, latihan, dan didikan untuk memasuki masa-masa perkembangan berikutnya, salah satu dari pemeliharaan kesehatan bayi adalah dengan pemberian ASI.
Air Susu Ibu (ASI) adalah susu alami yang diproduksi oleh organ tubuh yang dirangsang oleh kelenjar hormon lactogen, setelah melahirkan bayinya. ASI merupakan susu yang paling berkualitas bila dibandingkan dengan susu buatan yang dihasilkan dari pabrik. Bila diberikan secara benar dan tepat ASI akan memberikan 3 manfaat yang dirasakan bayi, yakni :
1.    Manfaat Psikologis
Walaupun hidup bayi didasari oleh insting biologis, namun bayi memerlukan kebutuhan psikologis yang hanya diperoleh dari orang tua. Kebutuhan psikologis ini, diperoleh melalui kedekatan fisik ketika si ibu memberi ASI kepada bayinya. Bayi akan merasakan perhatian dan kasih sayang yang tulus dari ibunya. Bayi-bayi yang memperoleh perhatian dan kasih sayang dengan baik sejak masa lahir, akan tumbuh menjadi seorang yang dapat memiliki badan yang sehat, lincah, rasa percaya diri, mandiri, inisiatif, dan kreatif dalam menghadapi lingkungan sosialnya. Sebaliknya, bayi-bayi yang tak memperoleh ASI dengan baik, cenderung memiliki kondisi badan yang rentan terhadap penyakit, kurus, sakit-sakitan, kurang mampu bergaul, minder, pasif, dan kurang inisiatif.
2.    Manfaat Sosiologis
Pada dasaranya, bayi adalah makhluk sosial. Karena itu, ia memerlukan pergaulan dengan orang lain. Ia tak mungkin dapat hidup sendiri. Bagi bayi, orang tua menjadi sumber pertama untuk mengembangkan kehidupan sosialisasinya. Ia akan belajar berbicara, menyampaikan perasaan, pengalaman kepada orang lain, melalui interaksi intensif dengan orang tuanya. Secara langsung, orang tua merupakan model yang dipelajari dan di contoh si bayi. Yakni melalui proses pengamatan, peniruan, dan penghayatan secara kontinyu.
3.    Manfaat Pertumbuan Fisiologis
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi maupun kedokteran, ternyata ASI mengandung berbagai zat nutrisi (vitamin, protein, mineral, laktosa, glukosa) yang memiliki khasiat tinggi bagi pertumbuhan bayi. Justru ASI lah yang menjadi factor penentu kesehatan bayi dikemudian hari. Namun demikian, hal ini sangat tergantung dari kondisi kesehatan si ibu. Ibu yang sehat akan memberi ASI yang sehat kepada bayinya, sebaliknya ibu yang sakit-sakitan cenderung tidak akan dapat memberi ASI yang sehat kepada bayinya. Caranya dengan menjaga kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu. Kiranya, empat sehat lima sempurna, merupakan kunci penting yang menjadi jawaban agar ibu tetap bugar dan memiliki ASI yang sehat bagi bayi.
2.5     Masalah dan Gangguan pada Bayi
Autisme :
Autisme ialah suatu gangguan yang parah yang tampak pertama kali pada masa bayi. Ini meliputi ketidakmampuan berelasi dengan orang, ketidakmampuan berbicara, dan kecewa atas perubahan dalam hal-hal rutin atau pada lingkungan disekitarnya. Autisme tampaknya melibatkan beberapa bentuk disfungsi otak organik dan faktor keturunan.







BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Masa bayi merupakan masa dimana kehidupan seorang anak  hanya dihabiskan untuk tidur, makan, buang kotoran dan melakukan gerakan – gerakan yang spontan. Dan masa ini merupakan masa terpenting dalam proses  pembentukan dan pengembangan kepribadian seorang anak. Pada masa ini terdapat karakteristik – karakteristik bayi pada masa lahir diantaranya adalah banyak tidur, tidur aktif, malas – malasan, waspada, rewel, dan menangis. Dimana keadaan itu dilakukan oleh si bayi karena ada keadaan – keadaan yang membuat si bayi melakukan hal seperti itu.
Perkembangan fisiologis bayi merupakan bentuk perkembangan yang dapat diamati secara langsung oleh orang tua karena sangat jelas tolok ukurnya. Seorang akan dapat membedakan sebelum dan sesudah perubahan yaitu dapat diketahui dengan melihat ukuran organ – organ tubuhnya. Pemeliharaan kesehatan bayi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, salas satu pemeliharaan kesehatan bayi adalah dngan pemberian ASI, jika ASI diberikan dengan baik maka akan memberikan tiga manfaat untuk bayi yaitu manfaat psikologis, sosiologis dan manfaat pertumbuhan fisiologis. Pada masa ini juga terdapat masalah dan gangguan pada bayi, salah satunya adalah autisme.
3.2     Saran

Agar anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat secara psikomotorik maupun motorik , salah satunya dengan cara menjaga dan merawat pertumbuhan anak mulai dari bayi. Karena dari masa bayi lah orang tua bisa menumbuhkan bakat-bakat atau keterampilan-ketrampilan motorik kasar maupun halus. Selain itu seorang ibu juga harus memberikan ASI kepada bayinya, karena ASI mengandung kelenjar hormone lactogen, yang bisa memberikan manfaat psikologis, sosiologis maupun fisiologis kepada perkembangan bayi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar