BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan tidak hanya
berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. Namun perkembangan merupakan
proses yang berkesinambungan, mulai dari masa konsepsi berlanjut ke masa
sesudah lahir, masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan menjadi tua hingga
meninggal dunia. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi sepanjang hidup,
mempengaruhi sikap, proses kognitif, dan perilaku individu. Hal ini berarti
bahwa permasalahan yang harus diatasi juga mengalami perubahan dari waktu ke waktusepanjang
rentang kehidupan. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur
ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan
yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Pembentukan hubungan
intim merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa
dewasa akhir. Selain itu ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun
yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali
kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk
dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
Sehingga hal ini secara
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: “kehilangan peran di tengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.”
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di
atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.
Bagaimana
karakteristik manusia pada periode dewasa akhir ?
2.
Apa sajakah
tugas perkembangan manusia pada periode dewasa akhir ?
3. Bagaimana
perkembangan fisik manusia pada periode dewasa akhir ?
4. Bagaimana
perkembangan kognitif manusia pada periode dewasa akhir ?
5. Bagaimana
fase periode akhir menurut erikson ?
6. Bagaimana
manusia pada periode
dewasa akhir dalam perspektif islam
?
I.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan
masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengertahui :
1.
Karakteristik
manusia pada periode dewasa akhir
2.
Tugas
perkembangan manusia pada periode
dewasa akhir
3.
Perkembangan
fisik manusia pada periode
dewasa akhir
4.
Perkembangan
kognitif manusia pada periode
dewasa akhir
5.
Fase
periode akhir menurut erikson
6.
Manusia pada periode dewasa akhir dalam
perspektif islam
I.4 Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
membaca beberapa buku dari
pengarang dan penerbit yang berbeda serta melakukan pengumpulan materi
dari browsing di internet.
I.5
Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara
umum yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
I.2 Rumusan masalah
I.3 Tujuan
I.4 Metode dan Prosedur
I.5 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Karakteristik manusia pada periode dewasa akhir
II.2 Tugas
perkembangan manusia pada
periode dewasa akhir
II.3 Perkembangan
fisik manusia pada
periode dewasa akhir
II.4 Perkembangan
kognitif manusia pada
periode dewasa akhir
II.5 Fase
periode akhir menurut erikson
II.6 Manusia
pada periode
dewasa akhir dalam perspektif islam
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Karakteristik Manusia Pada Periode Dewasa Akhir
Memasuki
lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di dunia
ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan memasuki
masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini
adalah enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia
enam puluh,tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan
fisik maupun mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal
periode usia lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.
adapun karakteristik orang pada periode dewasa akhir adalah sebagai berikut :
adapun karakteristik orang pada periode dewasa akhir adalah sebagai berikut :
1. Adanya periode
penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.
2. Perbedaan individu
dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai waktunya untuk
bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman.
3. Ada
stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4. Sikap sosial
terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut
tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar.
5. Mempunyai status
kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.
6. Adanya perubahan
peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.
7. Penyesuaian diri
yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh
sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk
menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan
II.2 Tugas
Perkembangan Manusia Pada Periode Dewasa
Akhir
Adapun tugas
perkembangan manusia pada periode dewasa akhir adalah sebagai berikut :
1. Menyesuaikan
diri terhadap perubahan fisik. Misalnya adanya perubahan penampilan pada wajah
wanita, menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda-tanda penuaan pada wajahnya.
Pada bagian tubuh, khususnya pada kerangka tubuh, mengerasnya tulang sehingga
tulang menjadi mengapur dan mudah retak atau patah.
2. Menyesuaikan
diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
3. Menyesuaikan
diri dengan kematian pasangan hidup.
4. Menjalin
hubungan dengan orang-orang disekitarnya.
5. Membentuk
pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6.
Menyesuaikan
diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis.
II.3 Perkembangan
Fisik
Kebanyakan perubahan fisik pada lansia
mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit keriput, dan gigi
yang tanggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas.
A. Otak
dan sistem syaraf
Sistem syaraf berubah
dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar sesuatu yang diikiti dengan
menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti memperkirakan 5 sampai 10%
neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun, setelah itu
hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang signifikan dari proses penuaan
adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti dirinya sendiri yang menyebabkan
hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa dewasa akhir.
B. Isi
Perut
Mengalami perubahan
bentuk karena berhentinya pertumbuhan khususnya ditandai dan diketahui lewat
limpa, hati, alat reproduksi, jantung, paru-paru, pankreas, dan ginjal.
Perubahan yang paling besar terjadi pada jantung dengan tanda bertambahnya
ukuran jantung sesuai dengan bertambahnya usia dan terus tumbuh bahkan sampai
setelah tubuh berhenti bekerja.
C. Perubahan
Fungsi Fisiologis
Berkurangnya tingkat
metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot juga mengakibatkan pengaturan
suhu badan menjadi sulit. Selain itu, pada usia lanjut terjadi penurunan dalam
jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya. Orang usia lanjut
pada umumnya menderita gangguan susah tidur (insomnia). Lalu, perubahan dalam
pencernaan mungkin merupukan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi
pengaturan pencernaan. Kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan pada gigi
yang tanggal yang merupakan gejala umum bagi orang usia lanjut dan juga karena
daya penciman dan perasa yang menjadi kurang tajam. Sehingga menyebabkan jenis
makanan yang paling lezat menjadi terasa tidak enak.
D. Perkembangan sensori
D. Perkembangan sensori
Perubahan sensori fisik
pada masa dewasa akhir melibatkan semua indera pada manusia. Kebanyakan
perubahan mulai terlihat pada dewasa madya tapi lebih terlihat jelas pada masa
dewasa akhir. Pada usia lanjut fungsi seluruh organ pengindraan kurang
mempunyai sensitifitas dan efisiensi kerja dibandingkan yang dimiliki oleh
orang yang lebih muda. Lebih lanjut lagi, pemakaian kaca mata dan alat bantu
dengar hampir secara sempurna dapat mengatasi kerusukan indera melihat atau
kehilangan pendengaran.
E. Sistem
peredaran darah
Tidak
lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan
seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat.
Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah
darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa.
Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat
menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun
(Fozard, 1992).
Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.
F. Sistem pernafasan
Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah kerasnya dinding pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi orang yang berusia lanjut.
F. Sistem pernafasan
Kapasitas
paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit.
Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah.
Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat
memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
G. Seksualitas
G. Seksualitas
Penuaan
menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, dan
terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada perempuan. Rubin
(Harlock,1980) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara
otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan seksual pada
usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita pasangannya.
H. Kesehatan
H. Kesehatan
Semakin
tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh semakin
meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi dan
osteoporosis.
II.4 Perkembangan
Kognitif
A. Fungsi
Kognitif
Perdebatan
tentang Penurunan Intelegensi Isu
mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun dewasa merupakan suatu hal
yang provokatif. David Weschler (1972), yang mengembangkan skala intelegensi
Weschler, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual
karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Namun, menurut Horn
(1980) ada beberapa kemampuan yang menurun (kecerdasan yang mengalir) sementara
kemampuan lainnya tidak (kecerdasan yang mengkristal)
Kecepatan
Memproses, Mengingat, Dan Memecahkan Masalah
Sekarang telah diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya dan secara efektif menggunakan imajinasi mentalnya di dalam ingatan.
Sekarang telah diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya dan secara efektif menggunakan imajinasi mentalnya di dalam ingatan.
Meskipun
kecepatan memproses informasi kita secara pelan-pelan menurun pada masa dewasa
akhir, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika
penurunan itu terjadi, hal ini tidak secara jelas menunjukkan pengaruhnya
terhadap kehidupan kita di dalam beberapa segi yang substansial.
Penggantian pengalaman mungkin bisa menjelaskan bagaimana orang-orang yang lebih tua mempertahankan keterampilan-keterampilan mereka pada beberapa wilayah-wilayah kognitif, diantaranya ingatan dan pemecahan masalah. Jika kita mengamati ingatan dan pemecahan masalah di dalam dunia nyata, kita mungkin menemukan sedikit penurunan pada masa dewasa akhir.
Penggantian pengalaman mungkin bisa menjelaskan bagaimana orang-orang yang lebih tua mempertahankan keterampilan-keterampilan mereka pada beberapa wilayah-wilayah kognitif, diantaranya ingatan dan pemecahan masalah. Jika kita mengamati ingatan dan pemecahan masalah di dalam dunia nyata, kita mungkin menemukan sedikit penurunan pada masa dewasa akhir.
B. Pendidikan,
Pekerjaan, dan Kesehatan
Pendidikan,
pekerjaan, dan kesehatan adalah tiga komponen yang paling berpengaruh dalam
fungsi kognitif dari orang-orang dewasa lanjut. Pada saat ini mereka telah
memperoleh pendidikan yang lebih baik. Pendidikan memiliki korelasi positif
dengan skor-skor pada tes-tes intelegensi. Orang-orang dewasa lanjut mungkin
melanjutkan pendidikan untuk sejumlah alasan.
Pengalaman
kerja menekankan pada orientasi kognitif. Peningkatan penekanan pada proses
informasi di dalam pekerjaannya mungkin mempertinggi kecakapan intelektual
individu. Sedangkan, kesehatan yang buruk berkaitan dengan tes-tes intelegensi
pada masa dewasa akhir. Olahraga terkait dengan perbaikan fungsi kognitif
diantara orang-rang dewasa usia lanjut.
C. Fase
Penurunan
Hipotesis
fase penurunan (terminal drop hypotesis), yang menyatakan bahwa kematian didahului
oleh suatu pengurangan fungsi kognitif kira-kira pada suatu periode 5 tahun
pertama sebelum kematian. Jadi jarak dari kematian pada suatu populasi yang
kemudian meninggal seharusnya berkorelasi dengan kemampuan pada tes-tes fungsi
kognitif yang diberikan pada mereka sepanjang periode kritis 5 tahun.
Pada penelitian-penelitian yang membandingkan orang-orang dewasa lanjut dan dewasa muda yang mungkin berada pada periode 5 tahun dari kematiannya. Penyakit-penyakit kronis yang dialami orang-orang dewasa lanjut ini mungkin dapat menurunkan motivasi, kewaspadaan serta energi untuk menunjukkan kompetensi mereka ketika menjalankan tes fungsi kognitif.
Pada penelitian-penelitian yang membandingkan orang-orang dewasa lanjut dan dewasa muda yang mungkin berada pada periode 5 tahun dari kematiannya. Penyakit-penyakit kronis yang dialami orang-orang dewasa lanjut ini mungkin dapat menurunkan motivasi, kewaspadaan serta energi untuk menunjukkan kompetensi mereka ketika menjalankan tes fungsi kognitif.
D. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan
merupakan pengetahuan seseorang ahli mengenai aspek-aspek praktis dari kehidupan
yang memungkinkan munculnya keputusan yang bermutu mengenai hal-hal yang
penting dalam kehidupan. Satu aspek dari kebijaksanaan yang terlihat meningkat
saat orang beranjak tua adalah ia menjadi lebih fleksibel di dalam mengubah dan
mengakomodasi tujuan-tujuan hidup terhadap keadaan kehidupan yang baru dan
kondisi-kondisi pribadi yang baru (Brandstadter & Renner, 1990).
Orang-orang dewasa lanjut seperti halnya mereka yang lebih muda lebih cenderung
mencari kepuasan dari pada mencari kesenangan yang sukar diperoleh
(Dittman-Kohli,1992)
Penalaran Mekanik Dan Penalaran Pragmatis
Penalaran Mekanik Dan Penalaran Pragmatis
Penalaran
mekanik merupakan perangkat keras dari pikiran dan merefleksikan rancangan
neurofisiologis dari otak yang berkembang secara evolutif. Pada tingkat
operasional, penalaran kognitif melibatkan kecepatan dan ketepatan memproses,
termasuk masukan sensoris, ingatan visual dan motorik, pembedaan, perbandingan,
dan pengkategorisasian. Karena pengaruh yang kuat dari faktor biologis,
hereditas, dan kesehatan pada penalaran mekanik, maka penurunan penalaran
mekanik menjadi mungkin seiring dengan proses penuaan.
Sebaliknya
penalaran pragmatis (cognitive pragmatis) merujuk pada dasar kultural
”perangkat lunak” dari pikiran. Pada tingkat operasional, penalran pragmatis
termasuk keterampilan membaca, menulis, berbahasa, kualifikasi pendidikan,
keterampilan-ketrampilan profesional, dan juga tipe-tipe pengetahuan mengenai
diri dan keterampilan-ketrampilan hidup yang membantu kita untuk menguasai dan
mengatasi kehidupan.Karena pengaruh yang kuat dari kebudayaan, terhadap
penalaran pragmatis maka peningkatan penalaran pragmatis pada usia lanjut
menjadi mungkin. Penalaran ini akan tetap meningkat pada usia lanjut meskipun
dengan adanya penurunan pada penalaran mekanik.
Pekerjaan
dan Pensiun Pekerjaan Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis
pekerjaan yang statis daripada pekerjaan yang bersifat menantang,. Akibatnya,
mereka lebih puas pada pekerjaannya daripada orang yang lebih muda. Beberapa
orang tetap mempertahankan produktivitasnya sepanjang kehidupannya. Orang-orang
dewasa lanjut ini mungkin mengikuti agenda pekerjaan yang melelahkan bagi
pekerja yang lebih muda.
E. Pensiun
Robert
Atchley (1976) menggambarkan 7 fase pensiun yaitu:
1.
Fase jauh (remote). Kebanyakan individu melakukan sesuatu untuk mempersiapkan fase
pensiun
2.
Fase dekat (near), pekerja mulai berpartisipasi dalam program pra-pensiun
3.
Fase bulan madu, mereka melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan
sebelumnya dan menikmati aktivitas dengan waktu luang yang lebih banyak.
4.
Fase kecewa, orang berusia lanjut menyadari bahwa bayangan
pra-pensiun mereka tentang fase pensiun tidak realistis.
5.
Fase reoreientasi, mulai mengembangkan alternatif
kehidupan yang lebih realistis
6.
Fase stabil, sudah memutuskan apa yang mereka pilih dan
bagaimana menjalani pilihan tersebut.
7.
Fase akhir, peran mereka sudah bergantung karena mereka
sudah tidak dapat berfungsi secara mandiri.
F. Kesehatan
Mental
Keseahtan
mental tidak hanya dilihat dari ketidakhadiran gangguan-gangguan mental, berbagai
kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk
menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
G. Depresi
Depresi
yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat
tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi
seperti ini mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang,
lesu, dan kurang bergairah.
H. Kecemasan
Gangguan
kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik
(seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar, atau
berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian membuktikan bahwa orang
usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan
daripada depresi (George dkk, 1988)
Perkembangan Sosio-Emosional
Perkembangan Sosio-Emosional
II.5 Fase
Periode Akhir Menurut Erikson
Erik
Erikson (1968) memandang tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk
melihat kembali apa yang telah kita lakukan dengan kehidupan kita. Menurut
teori perkembangan psikososial Erikson, periode dewasa akhir seharusnya telah
mencapai integritasnya. Integritas disini diartikan sebagai satu tahap dimana
individu yang berada pada periode dewasa akhir merasakan dan mengalami kepuasan
dalam menjalani kehidupannya. Jika usia lanjut tidak dapat mencapai integritas
maka akan merasakan keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang ia perbuat atau
yang tidak dapat diperbuat selama hidupnya sehingga merasa takut menghadapi
kematian.
Stereotipe pada Orang Usia Lanjut
Stereotipe pada Orang Usia Lanjut
Orang
berusia lanjut mungkin tidak dipekerjakan untuk pekerjaan yang baru atau
dikeluarkan dari pekerjaan yang lama karena dianggap terlalu kaku. Mereka
mungkin ditolak secara sosial, karena dipandang sudah pikun dan membosankan.
Orang usia lanjut mungkin disingkirkan dari kehidupan keluarga karena dipandang
sebagai sosok yang sakit dan parasit. Persepsi-persepsi ini memang sangat tidak
berkeprimanusiaan, tetapi seringkali terjadi secara nyata dan menyakitkan.
A.
Kepuasan
Hidup
Kepuasan
hidup adalah kesejahteraan psikologis secara umum atau kepuasan terhadap
kehidupan secara keseluruhan. Kepuasan hidup mempengaruhi kesejahteraan
psikologis pada orang dewasa lanjut. Pendapatan, kesehatan, suatu gaya hidup
yang aktif, serta jaringan pertemanan dan keluarga menjadi faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kepuasan hidup pada usia lanjut.
B.
Partisipasi
Sosial
Dengan
makin bertambahnya usia seseorang, maka partisipasi sosialnya semakin berkurang
dan cakupannya juga menyempit. Terdapat banyak alasan mengapa partisipasi
seseorang dalam kegiatan sosial menurun sejalan dengan bertambahnya usia.
Alasan kesehatan menurun, yang secara umum biasa digunakan alasan pokok.
C.
Kerawanan Sosial
(social hazard)
Ada
beberapa kerawanan yang khas pada usia lanjut yaitu :
a. Menerima
adanya stereotipe tentang usia lanjut yang diberikan masyarakat. Hal ini
membuat para orang usia lanjut merasa inferior.
b. Perasaan
tak berdaya dan inferior yang disebabkan oleh perubahan fisik dan penurunan
daya tarik maupun karena perasaan ditolak oleh masyarakat.
c. Tidak
mau melepaskan atau mengganti gaya hidup yang lama.
d. Menyadari
bahwa mereka mulai menjadi pelupa, sulit mempelajari hal-hal baru lalu menarik
diri dari aktifitas-aktifitas yang bersifat kompetitif.
e. Perasaan
bersalah karena tidak menyumbangkan tenaga lagi bagi masyarakat.
f. Pendapatan
yang berkurang mengurangi kesempatan untuk kegiatan-kegiatan diwaktu luang.
g. Kurangnya
kontak sosial karena kesehatan yang tidak memungkinkan atau keadaan finansial
yang terbatas.
II.6
Manusia Pada Periode Dewasa Akhir
Dalam
Perspektif Islam
Fase
lanjut usia yang dalam islam disebut arzal al-‘umr atau disebut juga syuyukh,
yang berarti fase ketika melewati masa puncak kekuatan fisik lalu menurun
kembali menjadi tidak berdaya. Pada fase ini pula ditandai dengan menurunnya
kemampuan memori sehingga tak mampu lagi mengingat secara baik berbagai
informasi yang ernah diperoleh dan disimpan sebelumnya.
Tugas
perkembangan menurut pandangan Islam:
1.
Terinternalisasi
sifat-sifat rasul yang agung, sebab Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul
ketika usianya menginjak 40 tahun. Sifat-sifat yang dimaksud seperti jujur,
dapat dipercaya, menyampaikan kebenaran, dan memiliki kecerdasan spiritual.
2.
Meningkatkan
kesadaran akan peran sosial dengan niatan amal salih.
3.
Meningkatkan
ketakwaan dan kedekatan kepada Allah SWT, melalui perluasan diri dengan
mengamalkan ibadah-ibadah sunnah.
4.
Mempersiapkan
diri sebaik mungkin untuk menghadapi kematian.
Pada fase ini, seseorang terkadang tidak mampu mengaktualisasikan potensinya, bahkan kesadarannya menurun atau bahkan menghilang. Kondisi ini disebabkan oleh menuanya syaraf-syaraf dan organ-organ tubuh lainnya, sehingga terjadilah kepikunan (al-haram).ketika orang berusia lanjut mengalami kepikunan maka ia terbebas dari tuntutan agama seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain.
Pada fase ini, seseorang terkadang tidak mampu mengaktualisasikan potensinya, bahkan kesadarannya menurun atau bahkan menghilang. Kondisi ini disebabkan oleh menuanya syaraf-syaraf dan organ-organ tubuh lainnya, sehingga terjadilah kepikunan (al-haram).ketika orang berusia lanjut mengalami kepikunan maka ia terbebas dari tuntutan agama seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Ada
pebedaan perubahan individual yang menonjol sebagai akibat dari usia lanjut,
dengan penuaan yang bersifat fisik mendahului penuaan psikologis yang merupakan
kejadian yang bersifat umum. Perubahan fisik termasuk perubahan dalam
penampilan, perubahan yang berada pada sistem organ dalam, perubahan dalam
fungsi psikologis, perubahan pada sistem syaraf, perubahan penampilan, dan
kemampuan seksual. Perubahan yang bersifat sangat umum terhadap kemampuan
motorik, termasuk perubahan kekuatan fisik dan kecepatan dalam bergerak,
bertambahnya waktu yang diperlukan untuk belajar keterampilan, konsep dan
prinsip baru, dan ada kecenderungan sikapnya canggung dan kikuk. Sementara itu
banyak hal- hal yang menyebabkan perubahan kemampuan mental, kurangnya
rangsangan lingkungan dan kurang motivasi terhadap kesadaran mental yang ada
untuk membedakan kondisi yang paling bersifat umum dan paling serius.
III.2 Saran
Perlu pembelajaran lebih
lanjut untuk lebih memahami tentang bagaimana hubungan sosial yang berkembang
pada masa dewasa akhir, perbedaan perkembangan psikososial pada masa dewasa
akhir dengan perkembangan lainnya, dan bagaimana menghadapi kematian serta
kehilangan pada masa dewasa akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.
Hurlock,
Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga
Zahrotun.
Suralaga, Fadhilah. Idriyani, Natris. 2006. Psikologi Perkembangan Tinjauan
Psikologi Barat dan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press
http://www.masbow.com/2010/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar