Jumat, 23 Mei 2014

Makalah Kohesivitas dan Kekompakan

BAB  I
PENDAHULUAN
     
A.       Latar Belakang

            Dalam benak semua orang pasti pernah berfikir bagaimana cara mempererat kebersamaan dan kekompakan. Berbagai cara telah mereka lakukan agar suatu kekerabatan menjadi lebih kompak,tentunya  semua orang mempunyai versi yang berbeda untuk itu.
Menyeragamkan suatu pendapat antar anggota kelompok memang tak mudah. Butuh anggota yang mengalah dan lebih mementingkan kepentingan kelompok diatas kepentingan anggota (pribadi) masing-masing.

B.       Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :

1.    Apakah Pengertian Kekompakan itu ?

2.    a. Apakah Pengertian Kohesivitas itu ?
     b. Apa Sajakah Alat Ukur Kohesivitas itu ?
c. Apa saja hambatan dalam kohesivitas?
d. Apa saja faktor-faktor yang dapat menurunkan kohesivitas?
C.      Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1.    Mengetahui Pengertian Kekompakan
2.    a. Mengetahui Pengertian Kohesivitas
b. Mengetahui Alat Ukur Kohesivitas
c. . Hambatan dalam kohesivitas
d. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kohesivitas

D.      Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan Mengambil sumber materi dari beberapa  referensi yang ada dan dari browsing di internet.
E.       Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu:

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Metode dan Prosedur
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
I.     Pengertian Kekompakan
II.  a. Pengertian Kohesivitas
b. Alat Ukur Kohesivitas
c. Hambatan dalam kohesivitas
d. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kohesivitas
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II
PEMBAHASAN
I.              Kekompakan
Dalam benak semua orang pasti pernah berfikir bagaimana cara mempererat kebersamaan dan kekompakan. Berbagai cara telah mereka lakukan agar suatu kekerabatan menjadi lebih kompak,tentunya  semua orang mempunyai versi yang berbeda untuk itu.
Dan menurut saya cara Mempererat Kebersamaan dan kekompakan adalah sebagai berikut:
Pertama dan yang paling utama ,kita harus saling terbuka ,dengan keterbukaan itu kita akan memahami sifat satu sama lain dengan teman-teman atau  orang-orang yang ada di sekitar kita, dengan ini kita akan menjadi lebih akrab . Bukankah setiap insan di dunia ini akan lebih kompak jika hubungan mereka semakin akrab.Didalam keterbukaan ini juga meliputi kejujuran dan pengertian. jujur dalam tutur kata juga sangat penting dalam membina sebuah persahabatan agar lebih kompak. Pengertian juga di butuhkan untuk mempererat kebersamaan dan kekompakan karena jika kita saling pengertian satu sama lain suatu hubungan akan terasa lebih erat.
Kedua, Kasih sayang. Bayangkan jika dalam persahabatan tidak ada kasih sayang pasti di dalam persahabatan itu tidak semakin erat dan kompak tetapi malah medekati kehancuran, karena kasih sayang itu sangat dibutuhkan setiap insan di dunia ini. 
Kekompakan mengacu pada kekuatan, baik posiif maupun negatif, yang menyebabkan para anggota menetap dalam suatu kelompok. Kekompakan merupakan suatu karateristik kelompok sebagai suat kesatuan. Semua ini berkaitan dengan tingkat keterikatan individual yang dimiliki setiap anggota kelompok.
Bila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain dan dieratkan dengan ikatan persahabatan, maka kekompakan itu akan tinggi. Selain itu, tujuan kelompok juga harus diperhatikan. Jadi, ketertarikan kita terhadap suatu kelompok bergantung pada kesesuaian antara kebutuhan dan tujuan kita sendiri dengan kegiatan dan tujuan kelompok. Hal ini merupakan kekompakan yang mengacu pada kekuatan positif. Kekompakan kelompok juga dipengaruhi oleh kekuatan negatif, sehingga tidak jarang menyebabkan anggota kelompok tidak berani meninggalkan kelompok itu, meskipun mereka merasa tidak puas.



II.           Kohesivitas
A. Pengertian Kohesivitas

a.       Collins dan Raven (1964) : kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.

b.      Forsyth (1999), Kohesivitas adalah Kesatuan yang terjalin dalam kelompok, menikmati interaksi satu sama lain, dan memiliki waktu tertentu untuk bersama dan didalamnya terdapat semangat yang tinggi.

c.       Menurut Robbins (2001), Kohesivitas adalah sejauh mana anggota merasa tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap berada dalam kelompok tersebut.

d.   Menurut Munandar (2001). Kohesivitas Kelompok adalah kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok, serta saling menerima antar anggota kelompok. Semakin para anggota kelompok saling tertatarik dan makin sepakat mereka terhadap sasaran kelompok makin lekat kelompoknya.
e.       Menurut George & jones (2002) Kohesivitas adalah anggota kelompok yang memiliki daya tarik satu sama lain.

f.       Menurut Gibson (2003), Kohesivitas adalah kekuatan ketertarikan anggota yang tetap pada kelompoknya dari pada terhadap kelompok lain.
Certo, s (2003), Kohesivitas adalah memiliki anggota yang ingin tetap tinggal dalam kelompok selama mengalami tekanan dalam kelompok.

g. Menurut Shani (2005). Mengemukakan bahwa kohesivitas kelompok kerja merupakan ketertarikan dari anggota kelompok untuk tinggal dalam kelompok. Kohesivitas kelompok kerja juga merupakan sejauh mana anggota tertarik satu sama lain antar anggota kelompok dan termotivasi untuk berada dalam kelompok tersebut.
h.  Menurut Mc Dougal (dalam Sarwono, 2005) kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain
1.                       Kelangsungan keberadaan kelompok (berlanjut untuk waktu yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota.
2.                       Adanya tradisi, kebiasaan, dan adat.
3.                       Ada organisasi dalam kelompok.
4.                       Kesadaran diri kelompok, yaitu setiap anggota tahu siapa saja yang termasuk dalam kelompok, bagaimana caranya ia berfungsi dalam kelompok,bagaimana struktur dalam kelompok, dan sebagainya.
5.                       Pengetahuan tentang kelompok.
6.                       Keterikatan (attachment) kepada kelompok.

i.  Menurut Meshane & Glinow, Kohesivitas merupakan perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan kelompok.

j.  Menurut Greenberg (2005), Kohesivitas adalah perasaan dalam kebersamaan antar anggota kelompok.

Kohesivitas kelompok terbentuk karena adanya daya tarik antar anggota kelompok atau kelompok itu sendiri. Pada beberapa kelompok, ikatan diantara anggota-anggota kuat dan menetap. Pada kelompok lain ikatan tersebut merenggang, dengan hilangnya rasa “berkelompok” dan semakin lama anggota-anggotanya cenderung memisahkan diri.






B.  Alat Ukur
1. Ketertarikan interpersonal antar anggota
2. Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
3. Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personalnya (Mc David dan Harary)
Kelompok yang makin kohesif, maka:
-       tingkat kepuasan makin besar
-       anggota merasa aman dan terlindungi
-       komunikasi lebih efektif, bebas, terbuka dan sering
-       semakin mudah terjadi konformitas , anggota makin mudah tunduk pada norma kelompok dan makin tidak toleran pada devian.
C. Hambatan dalam kohesivitas, yaitu sebagai berikut :
a.       Persaingan antar kelompok
Persaingan antar kelompok yang terjadi dapat menyebabkan anggota kelompok lebih erat dan bersatu dalam melakukan aktivitasnya.
b.      Persaingan intern antar anggota kelompok
Persaingan intern anggota kelompok menyebabkan adanya konflik, permusuhan dan mendorong adanya perpecahan di antara anggota kelompok.
      
D. Faktor-Faktor Yang Dapat Menurunkan Tingkat Kohesivitas Kelompok
Adanya sejumlah faktor yang dapat menurunkan adanya kohesivitas, seperti adanya ketidaksamaan tentang tujuan, besarnya kelompok, pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kelompok dan dominasi.
a.       Ketidaksamaan tentang tujuan.
Ketidaksamaan pandangan tentang tujuan dari para anggota kelompok dapat menimbulkan adanya konflik. Bila konflik yang terjadi tuidak dapat dikendalikan dapat menyebabkan adanya penurunan tingkat kepaduan.
b.       Besarnya anggota kelompok.
Sejalan dengan bertambah besarnya kelompok, maka frekuensi interaksi di antara anggota kelompok akan menurun. Dengan demikian dapat menurunkan tingkat kepaduan.
c.        Pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kelompok
Ketika anggota kelompok tidak menarik antara satu sama lainnya atau kurang kepercayaan di antara mereka atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dapat menurunkan adanya tingkat kepaduan.
d.      Dominasi
Jika satu atau lebih anggota kelompok mendominasi kelompok atau karena sifat kepribadian tertentu yang cenderung tidak senang berinteraksi dengan anggota kelompok maka kepaduan atau kohesivitas tidak akan berkembang. Prilaku seperti itu akan menimbulkan terjadinya klik-klikdalam kelompok yang dapat menurunkan tingkat kepaduan.














BAB III
PENUTUP

I.     KESIMPULAN

Jadi, kohesivitas merupakan kekuatan interaksi dari anggota suatu kelompok. Kohesivitas ditunjukkan dalam bentuk keramahtamahan antar anggota kelompok, mereka biasanya senang untuk bersama-sama. Masing-masing anggota merasa bebas untuk mengemukakan pendapat dan sarannya. Anggota kelompok biasanya juga antusias terhadap apa yang ia kerjakan dan mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan kelompoknya. Merasa rela menerima tanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kewajibannya. Semua itu menunjukan adanya kesatuan, kereratan, dan saling menarik dari anggota kelompok.



II.  SARAN
Kita sebagai makhluk individu dan makhluk sosial hendaknya senantiasa melakukan hubungan kekerabatan yang berguna untuk kehidupan kita sehari-hari. Membentuk sebuah kelompok dalam lingkungan kita tinggal maupun lingkungn kita bekerja. Dan dalam kelompok tersebut hendaknya kita saling membantu, merasa sama-sama membutuhkan satu dengan yang lain. Sehingga apabila kita senantiasa saling peduli kepada sesama anggota kelompok, maka dalam kelompok itu akan memberikan dampak yang positif bagi diri kita sendiri maupun kehidupan kita pada umumnya. 













DAFTAR PUSTAKA

Klara Innata Arishanti, S.Psi. “Psikologi Kelompok”. 2010. Tersaji dalam
Tiffany Nguyen. “Kohesivitas”. 2010. Tersaji dalam http://oktavya.wordpress.com/category/kohesivitas/.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar