BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam benak semua orang pasti pernah
berfikir bagaimana cara mempererat kebersamaan dan kekompakan. Berbagai cara
telah mereka lakukan agar suatu kekerabatan menjadi lebih kompak,tentunya
semua orang mempunyai versi yang berbeda untuk itu.
Menyeragamkan suatu pendapat antar anggota kelompok memang
tak mudah. Butuh anggota yang mengalah dan lebih mementingkan kepentingan
kelompok diatas kepentingan anggota (pribadi) masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang
di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah
Pengertian Kekompakan itu ?
2.
a. Apakah Pengertian Kohesivitas itu ?
b. Apa Sajakah Alat Ukur Kohesivitas itu ?
c. Apa saja hambatan dalam kohesivitas?
d. Apa saja faktor-faktor yang dapat menurunkan
kohesivitas?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk :
1.
Mengetahui Pengertian Kekompakan
2.
a. Mengetahui Pengertian Kohesivitas
b. Mengetahui Alat Ukur
Kohesivitas
c. . Hambatan dalam kohesivitas
d. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kohesivitas
D. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan
penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan Mengambil sumber materi dari
beberapa referensi yang ada dan dari
browsing di internet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan
menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Metode dan Prosedur
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian
Kekompakan
II. a.
Pengertian Kohesivitas
b. Alat Ukur
Kohesivitas
c. Hambatan dalam kohesivitas
d. Faktor-faktor yang dapat menurunkan tingkat kohesivitas
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
Kekompakan
Dalam benak semua orang pasti pernah berfikir bagaimana cara
mempererat kebersamaan dan kekompakan. Berbagai cara telah mereka lakukan agar
suatu kekerabatan menjadi lebih kompak,tentunya semua orang mempunyai
versi yang berbeda untuk itu.
Dan
menurut saya cara Mempererat Kebersamaan dan kekompakan adalah sebagai berikut:
Pertama dan yang paling utama ,kita harus saling terbuka
,dengan keterbukaan itu kita akan memahami sifat satu sama lain dengan
teman-teman atau orang-orang yang ada di sekitar kita, dengan ini kita
akan menjadi lebih akrab . Bukankah setiap insan di dunia ini akan lebih kompak
jika hubungan mereka semakin akrab.Didalam keterbukaan ini juga meliputi
kejujuran dan pengertian. jujur dalam tutur kata juga sangat penting dalam
membina sebuah persahabatan agar lebih kompak. Pengertian juga di butuhkan
untuk mempererat kebersamaan dan kekompakan karena jika kita saling pengertian
satu sama lain suatu hubungan akan terasa lebih erat.
Kedua, Kasih sayang. Bayangkan jika dalam persahabatan tidak
ada kasih sayang pasti di dalam persahabatan itu tidak semakin erat dan kompak
tetapi malah medekati kehancuran, karena kasih sayang itu sangat dibutuhkan
setiap insan di dunia ini.
Kekompakan
mengacu pada kekuatan, baik posiif maupun negatif, yang menyebabkan para
anggota menetap dalam suatu kelompok. Kekompakan merupakan suatu karateristik
kelompok sebagai suat kesatuan. Semua ini berkaitan dengan tingkat keterikatan
individual yang dimiliki setiap anggota kelompok.
Bila anggota
kelompok saling menyukai satu sama lain dan dieratkan dengan ikatan
persahabatan, maka kekompakan itu akan tinggi. Selain itu, tujuan kelompok juga
harus diperhatikan. Jadi, ketertarikan kita terhadap suatu kelompok bergantung
pada kesesuaian antara kebutuhan dan tujuan kita sendiri dengan kegiatan dan
tujuan kelompok. Hal ini merupakan kekompakan yang mengacu pada kekuatan
positif. Kekompakan kelompok juga dipengaruhi oleh kekuatan negatif, sehingga
tidak jarang menyebabkan anggota kelompok tidak berani meninggalkan kelompok
itu, meskipun mereka merasa tidak puas.
II.
Kohesivitas
A.
Pengertian Kohesivitas
a.
Collins dan Raven (1964) : kekuatan yang mendorong
anggota kelompok untuk tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya
meninggalkan kelompok.
b. Forsyth (1999), Kohesivitas adalah Kesatuan
yang terjalin dalam kelompok, menikmati interaksi satu sama lain, dan memiliki
waktu tertentu untuk bersama dan didalamnya terdapat semangat yang tinggi.
c. Menurut Robbins (2001), Kohesivitas
adalah sejauh mana anggota merasa tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk
tetap berada dalam kelompok tersebut.
d. Menurut Munandar
(2001). Kohesivitas Kelompok adalah kesepakatan para anggota
terhadap sasaran kelompok, serta saling menerima antar anggota kelompok.
Semakin para anggota kelompok saling tertatarik dan makin sepakat mereka
terhadap sasaran kelompok makin lekat kelompoknya.
e. Menurut George & jones (2002)
Kohesivitas adalah anggota kelompok yang memiliki daya tarik satu sama lain.
f. Menurut Gibson (2003), Kohesivitas
adalah kekuatan ketertarikan anggota yang tetap pada kelompoknya dari pada
terhadap kelompok lain.
Certo, s (2003), Kohesivitas adalah memiliki anggota yang ingin tetap tinggal dalam kelompok selama mengalami tekanan dalam kelompok.
Certo, s (2003), Kohesivitas adalah memiliki anggota yang ingin tetap tinggal dalam kelompok selama mengalami tekanan dalam kelompok.
g. Menurut Shani (2005). Mengemukakan
bahwa kohesivitas kelompok kerja merupakan ketertarikan dari anggota kelompok
untuk tinggal dalam kelompok. Kohesivitas kelompok kerja juga merupakan sejauh
mana anggota tertarik satu sama lain antar anggota kelompok dan termotivasi
untuk berada dalam kelompok tersebut.
h. Menurut Mc Dougal
(dalam Sarwono, 2005) kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor,
antara lain
1.
Kelangsungan keberadaan kelompok (berlanjut untuk
waktu yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota.
2.
Adanya tradisi, kebiasaan, dan adat.
3.
Ada organisasi dalam kelompok.
4.
Kesadaran diri kelompok, yaitu setiap anggota tahu
siapa saja yang termasuk dalam kelompok, bagaimana caranya ia berfungsi dalam
kelompok,bagaimana struktur dalam kelompok, dan sebagainya.
5.
Pengetahuan tentang kelompok.
6.
Keterikatan (attachment) kepada kelompok.
i. Menurut Meshane & Glinow, Kohesivitas
merupakan perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka
untuk tetap bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan
kelompok.
j.
Menurut Greenberg (2005), Kohesivitas adalah perasaan dalam kebersamaan
antar anggota kelompok.
Kohesivitas kelompok terbentuk
karena adanya daya tarik antar anggota kelompok atau kelompok itu sendiri. Pada
beberapa kelompok, ikatan diantara anggota-anggota kuat dan menetap. Pada
kelompok lain ikatan tersebut merenggang, dengan hilangnya rasa “berkelompok”
dan semakin lama anggota-anggotanya cenderung memisahkan diri.
B. Alat Ukur
1. Ketertarikan interpersonal
antar anggota
2. Ketertarikan anggota pada
kegiatan dan fungsi kelompok
3. Sejauh mana anggota tertarik
pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personalnya
(Mc David dan Harary)
Kelompok
yang makin kohesif, maka:
-
tingkat kepuasan makin besar
-
anggota merasa aman dan terlindungi
-
komunikasi lebih efektif, bebas, terbuka dan sering
-
semakin mudah terjadi konformitas , anggota makin mudah tunduk pada norma
kelompok dan makin tidak toleran pada devian.
C. Hambatan dalam kohesivitas, yaitu
sebagai berikut :
a.
Persaingan antar kelompok
Persaingan antar kelompok yang terjadi dapat menyebabkan anggota kelompok lebih erat dan bersatu dalam melakukan aktivitasnya.
Persaingan antar kelompok yang terjadi dapat menyebabkan anggota kelompok lebih erat dan bersatu dalam melakukan aktivitasnya.
b.
Persaingan intern antar anggota kelompok
Persaingan intern anggota kelompok menyebabkan adanya konflik, permusuhan dan mendorong adanya perpecahan di antara anggota kelompok.
Persaingan intern anggota kelompok menyebabkan adanya konflik, permusuhan dan mendorong adanya perpecahan di antara anggota kelompok.
D. Faktor-Faktor
Yang Dapat Menurunkan Tingkat Kohesivitas Kelompok
Adanya sejumlah faktor
yang dapat menurunkan adanya kohesivitas, seperti adanya ketidaksamaan tentang
tujuan, besarnya kelompok, pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kelompok
dan dominasi.
a.
Ketidaksamaan tentang tujuan.
Ketidaksamaan pandangan tentang tujuan dari para anggota kelompok dapat menimbulkan adanya konflik. Bila konflik yang terjadi tuidak dapat dikendalikan dapat menyebabkan adanya penurunan tingkat kepaduan.
Ketidaksamaan pandangan tentang tujuan dari para anggota kelompok dapat menimbulkan adanya konflik. Bila konflik yang terjadi tuidak dapat dikendalikan dapat menyebabkan adanya penurunan tingkat kepaduan.
b.
Besarnya
anggota kelompok.
Sejalan dengan bertambah besarnya kelompok, maka frekuensi interaksi di antara anggota kelompok akan menurun. Dengan demikian dapat menurunkan tingkat kepaduan.
Sejalan dengan bertambah besarnya kelompok, maka frekuensi interaksi di antara anggota kelompok akan menurun. Dengan demikian dapat menurunkan tingkat kepaduan.
c.
Pengalaman yang
tidak menyenangkan dengan kelompok
Ketika anggota kelompok tidak menarik antara satu sama lainnya atau kurang kepercayaan di antara mereka atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dapat menurunkan adanya tingkat kepaduan.
Ketika anggota kelompok tidak menarik antara satu sama lainnya atau kurang kepercayaan di antara mereka atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dapat menurunkan adanya tingkat kepaduan.
d.
Dominasi
Jika satu atau lebih anggota kelompok mendominasi kelompok atau karena sifat kepribadian tertentu yang cenderung tidak senang berinteraksi dengan anggota kelompok maka kepaduan atau kohesivitas tidak akan berkembang. Prilaku seperti itu akan menimbulkan terjadinya klik-klikdalam kelompok yang dapat menurunkan tingkat kepaduan.
Jika satu atau lebih anggota kelompok mendominasi kelompok atau karena sifat kepribadian tertentu yang cenderung tidak senang berinteraksi dengan anggota kelompok maka kepaduan atau kohesivitas tidak akan berkembang. Prilaku seperti itu akan menimbulkan terjadinya klik-klikdalam kelompok yang dapat menurunkan tingkat kepaduan.
BAB
III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Jadi, kohesivitas
merupakan kekuatan interaksi dari anggota suatu kelompok. Kohesivitas
ditunjukkan dalam bentuk keramahtamahan antar anggota kelompok, mereka biasanya
senang untuk bersama-sama. Masing-masing anggota merasa bebas untuk
mengemukakan pendapat dan sarannya. Anggota kelompok biasanya juga antusias
terhadap apa yang ia kerjakan dan mau mengorbankan kepentingan pribadi demi
kepentingan kelompoknya. Merasa rela menerima tanggung jawab atas aktivitas
yang dilakukan untuk memenuhi kewajibannya. Semua itu menunjukan adanya
kesatuan, kereratan, dan saling menarik dari anggota kelompok.
II. SARAN
Kita sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial hendaknya senantiasa melakukan hubungan kekerabatan yang berguna
untuk kehidupan kita sehari-hari.
Membentuk sebuah kelompok dalam lingkungan kita tinggal maupun lingkungn kita bekerja. Dan dalam kelompok
tersebut hendaknya kita saling
membantu, merasa sama-sama membutuhkan satu dengan yang lain. Sehingga apabila
kita senantiasa saling
peduli kepada sesama anggota kelompok, maka dalam kelompok itu akan memberikan
dampak yang positif bagi diri kita sendiri maupun kehidupan kita pada
umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://psikologikelompok-alexanderzulfikar.blogspot.com/2010/11/pengertian-kohesifitas-kelompok.html
Klara
Innata Arishanti, S.Psi. “Psikologi
Kelompok”. 2010. Tersaji dalam
Tiffany
Nguyen. “Kohesivitas”. 2010. Tersaji
dalam http://oktavya.wordpress.com/category/kohesivitas/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar