Sabtu, 24 Mei 2014

Masalah Sosial Anak di Sekolah

MASALAH-MASALAH SOSIAL ANAK DI SEKOLAH

1.      Bullying
Salah satu masalah sosial anak yang terjadi pada lingkungan sekolah yaitu masalah bullying. Bully yaitu kata-kata yang diucapkan dalam nada ancaman, bully biasanya dilakukan seseorang terhadap orang lain yang lebih lemah atau lebih rendah dari pelaku.
Bullying bisa berupa fisik (seperti memukul, menjewer, menampar, dsb), verbal ( seperti mencemooh, mengejek nama orangtua, dsb), psikologis (memfitnah, menyebarkan gosip, mempermalukan korban di depan umum, dsb).
Penyebab anak melakukan bully, yaitu para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari menindas orang, ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa, karena ada orang yang takut pada dirinya, ingin mendapatkan popularitas di lingkungan sekolahnya atau mereka para pelaku bully merasa iri dengan kelebihan yang ada pada diri target bully seperti lebih pintar atau lebih cantik dari mereka.

2.      Tawuran Pelajar
Perkelahian Pelajar atau tawuran pelajar seperti sudah menjadi suatu kebiasaan atau sudah menjadi tradisi bagi kalangan pelajar di Indonesia. Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak  terciptanya geng- geng. Geng-geng tersebut melakukan perilaku anarki yang dilakukan didepan umum.
Pemicu tawuran biasanya berasal dari masalah sepele seperti saling mengejek, pemalakan dan membela teman yang punya masalah dengan sekolah lain.  Dan tawuran pelajar biasanya hanya dilakukan sebagai kegiatan iseng belaka, mencari pamor nama sekolah  dan sebagai ajang bales dendam.

3.      Narkoba dan seks bebas
Tidak bisa di pungkiri pada zaman sekarang ini narkoba dan seks bebas sudah menjamur di kalangan siapa saja, terutama kalangan remaja. Karena usia remaja adalah usia peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa awal, hal ini biasanya yang menjadikan gejolak jiwa remaja untuk menemukan jati dirinya dengan mencoba hal-hal yang baru.  Remaja yang salah dalam pergaulannya akan terjerumus kedalam hal-hal yang negatif seperti narkoba, alkohol, dan seks bebas. Sebaliknya remaja yang benar dalam memilih teman bergaulnya akan menjadi lebih kreatif, dan matang untuk mempersiapkan diri menuju masa dewasa. 

4.      Merasa rendah diri bergaul dengan orang lain, merasa lebih senang menyendiri, hubungan dengan orang tua dan guru yang kurang baik.
Hal ini disebabkan karena anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan, baik lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Kurangnya interaksi dan kasih sayang keluarga juga dapat menjadikan anak mengalami masalah ini.

5.      Deskriminasi ras, etnis, agama, atau sosial ekonomi yang berbeda
Masalah perilaku sosial pada remaja juga dapat dilihat dari diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama atau sosial ekonomi yang berbeda.
Contohnya anak-anak yang termasuk kelompok etnis tertentu seperti kulit hitam. Ada stereotip tertentu yang telah melekat pada ras tertentu dan, anak-anak seperti mereka, menderita rendah diri. Selain itu masalah strata ekonomi juga dapat menimbulkan masalah sosial.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan kelompok dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama dan sosial ekonomi. Sekolah harus memperlakukan siswa secara sama dan tidak membeda-bedakan siswa yang satu dengan lainnya.

6.      Masalah Gangguan Sosial Emosional Siswa
Adapun masalah-masalah siswa yang umumnya ditemukan dalam proses belajar, yaitu masalah gangguan sosial emosional, berikut beberapa contoh gangguan sosial emosional yang nampak di kelas yaitu :
a.       Anak hiperaktif
b.      Distractibility child adalah anak yang cenderung cepat bosan. Ia sering kali mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas.
c.       Poor self concept anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga mudah tersinggung.
d.      Anak impulsif. adalah anak yang cepat bereaksi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.Namun, jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan kemampuan berpikir yang logis.
e.       Anak destructive behavior siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya.
f.       Distruptive behavior adalah anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan.
g.      Dependency child anak yang selalu bergantung pada orang tuanya.
h.      Withdrawl, yaitu anak yang mempunyai sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru karena dirinya merasa tidak mampu.
i.        Learning disability adalah anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya.
j.        Learning disorder adalah anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun syaraf.      
k.      Underachiever, yaitu anak yang mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun prestasi akademiknya di kelas sangat rendah.
l.        Overachiever adalah anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia merespon dengan cara cepat.
m.    Slow learner adalah anak yang sulit menangkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya.

n.      Social interseption child adalah anak yang kurang peka dan tidak perduli terhadap lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar