MASALAH-MASALAH SOSIAL ANAK DI
SEKOLAH
1. Bullying
Salah satu masalah sosial anak yang terjadi pada
lingkungan sekolah yaitu masalah bullying. Bully
yaitu kata-kata yang diucapkan dalam nada ancaman, bully biasanya dilakukan seseorang terhadap orang lain yang lebih
lemah atau lebih rendah dari pelaku.
Bullying bisa
berupa fisik (seperti memukul, menjewer, menampar, dsb), verbal ( seperti mencemooh,
mengejek nama orangtua, dsb), psikologis (memfitnah, menyebarkan gosip,
mempermalukan korban di depan umum, dsb).
Penyebab anak melakukan bully, yaitu para pelaku bully
mendapatkan kepuasan dari menindas orang, ia merasa lebih kuat, lebih berkuasa,
karena ada orang yang takut pada dirinya, ingin mendapatkan popularitas di
lingkungan sekolahnya atau mereka para pelaku bully merasa iri dengan kelebihan yang ada pada diri target bully seperti lebih pintar atau lebih
cantik dari mereka.
2. Tawuran
Pelajar
Perkelahian Pelajar atau tawuran pelajar seperti
sudah menjadi suatu kebiasaan atau sudah menjadi tradisi bagi kalangan pelajar
di Indonesia. Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya
geng- geng. Geng-geng tersebut melakukan perilaku anarki yang dilakukan didepan
umum.
Pemicu tawuran biasanya berasal dari masalah sepele
seperti saling mengejek, pemalakan dan membela teman yang punya masalah dengan
sekolah lain. Dan tawuran pelajar biasanya hanya dilakukan sebagai
kegiatan iseng belaka, mencari pamor nama sekolah dan sebagai ajang bales
dendam.
3. Narkoba
dan seks bebas
Tidak bisa di pungkiri pada zaman sekarang ini
narkoba dan seks bebas sudah menjamur di kalangan siapa saja, terutama kalangan
remaja. Karena usia remaja adalah usia peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa awal, hal ini biasanya yang menjadikan gejolak jiwa remaja untuk
menemukan jati dirinya dengan mencoba hal-hal yang baru. Remaja yang salah dalam pergaulannya akan
terjerumus kedalam hal-hal yang negatif seperti narkoba, alkohol, dan seks
bebas. Sebaliknya remaja yang benar dalam memilih teman bergaulnya akan menjadi
lebih kreatif, dan matang untuk mempersiapkan diri menuju masa dewasa.
4. Merasa
rendah diri bergaul dengan orang lain, merasa lebih senang menyendiri, hubungan
dengan orang tua dan guru yang kurang baik.
Hal ini disebabkan karena anak tidak dapat
menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan, baik lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat. Kurangnya interaksi dan kasih sayang keluarga juga dapat
menjadikan anak mengalami masalah ini.
5. Deskriminasi
ras, etnis, agama, atau sosial ekonomi yang berbeda
Masalah perilaku sosial pada remaja juga dapat
dilihat dari diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama
atau sosial ekonomi yang berbeda.
Contohnya anak-anak yang termasuk kelompok etnis
tertentu seperti kulit hitam. Ada stereotip tertentu yang telah melekat pada
ras tertentu dan, anak-anak seperti mereka, menderita rendah diri. Selain itu
masalah strata ekonomi juga dapat menimbulkan masalah sosial.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut
sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan kelompok dengan tidak memperhatikan
latar belakang suku, agama dan sosial ekonomi. Sekolah harus memperlakukan
siswa secara sama dan tidak membeda-bedakan siswa yang satu dengan lainnya.
6. Masalah Gangguan Sosial Emosional Siswa
Adapun masalah-masalah siswa yang umumnya ditemukan
dalam proses belajar, yaitu masalah gangguan sosial emosional, berikut beberapa
contoh gangguan sosial emosional yang nampak di kelas yaitu :
a. Anak
hiperaktif
b. Distractibility
child adalah anak yang cenderung cepat bosan. Ia
sering kali mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di kelas.
c. Poor
self concept anak yang cenderung pendiam di
kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga mudah tersinggung.
d. Anak
impulsif. adalah anak yang cepat bereaksi setiap guru memberi
pertanyaan di kelas.Namun, jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan
kemampuan berpikir yang logis.
e. Anak destructive
behavior siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya.
f. Distruptive
behavior adalah anak yang sering mengeluarkan kata-kata
kasar dan tidak sopan.
g. Dependency
child anak yang selalu bergantung pada orang tuanya.
h. Withdrawl,
yaitu anak yang mempunyai sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa
dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh
guru karena dirinya merasa tidak mampu.
i.
Learning disability adalah
anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak
yang sebaya.
j.
Learning disorder adalah
anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun syaraf.
k. Underachiever,
yaitu anak yang mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun prestasi
akademiknya di kelas sangat rendah.
l.
Overachiever adalah
anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia merespon dengan
cara cepat.
m. Slow
learner adalah anak yang sulit menangkap pelajaran di
kelas dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan
tugas-tugasnya.
n. Social
interseption child adalah anak yang kurang peka dan
tidak perduli terhadap lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar