Jumat, 23 Mei 2014

Masa Kanak-Kanak


  1.  MASA AWAL KANAK-KANAK
Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk perempuan dan empat belas tahun untuk laki-laki. Setelah anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
Pada saat ini, secara luas diketahui bahwa masa kanak-kanak harus dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda yaitu:
•  Periode awal masa kanak-kanak, yang berlangsung dari usia dua sampai enam tahun.
•  Periode akhir masa kanak-kanak, yang berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya anak matang secara seksual.
  1.  Ciri-ciri Masa Awal Kanak-kanak
Ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh para orang tua, pendidik, dan ahli psikologi.
a)      Sebutan yang Digunakan Orang Tua
Sebagian besar orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah  atau  usia sulit.  Dengan datangnya masa kanak-kanak,  sering terjadi masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada  masalah perawatan fisik masa bayi. Seringkali orang tua menganggap masa awal kanak-kanak sebagai  usia mainan karena anak muda menghabiskan sebagian besar waktu juga bermain dengan mainannya.
b)       Sebutan yang Digunakan Para Pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai  usia  prasekolah  untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik maupun dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal.
c)        Sebutan yang Digunakan Para Ahli Psikologi
Para ahli psikologi menggunakan sejumlah sebutan yang berbeda untuk menguraikan ciri-ciri yang menonjol dari perkembangan psikologis anak selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan  bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu. Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak  ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai  usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan.
  1.  Tugas Dalam Perkembangan Pada Awal Masa Kanak-kanak
Pada saat masa bayi berakhir, semua bayi normal telah belajar berjalan meskipun dalam tingkat kecakapan yang berbeda-beda; telah belajar makan makanan keras, dan telah mencapai tingkat stabilitas fisiologis yang cukup baik. Tugas pokok dalam belajar mengendalikan pembuangan kotoran sudah hampir sempurna dan akan sepenuhnya dikuasai dalam setahun atau dua tahun lagi. Meskipun sebagian besar bayi telah menanbah kosakata yang  berguna, telah dapat dengan tepat mengucapkan kata-kata yang mereka gunakan, dapat mengerti arti dari pernyataan dan perintah yang sederhana, dan dapat menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang berarti, namun kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain dan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain masih dalam taraf yang rendah. Masih banyak yang harus dikuasai sebelum mereka masuk sekolah. Mereka juga sudah mempunyai pengertian sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik tetapi masih sangat kurang untuk menghadapi cakrawala sosial serta lingkungan fisik yang semakin meluas. Demikian pula halnya dengan pengertian tentang benar dan salah. Pengetahuan tentang benar dan salah masih terbatas pada situasi rumah dan harus diperluas dengan pengertian benar dan salah dalam hubungannya dengan orang-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan teman bermain.
Salah satu yang terpenting dan yang bagi banyak anak-anak merupakan tugas perkembangan yang paling sulit adalah belajar untuk berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara-saudara kandung dan orang-orang lain. Hubungan emosional yang terdapat selama masa bayi harus diganti dengan hubungan yang lebih matang. Alasannya adalah karena hubungaan dengan orang lain dalam masa bayi berdasarkan pada ketergantungan bayi pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya, terutama kebutuhan kasih sayang. Tetapi anak-anak harus belajar memberi dan menerima kasih sayang. Singkatnya, ia harus belajar terikat keluar daripada pada dirinya sendiri.
  1.  PERKEMBANGAN FISIK
Pertumbuhan selama masa awal masa kanak-kanak berlangsung lambat dibanding dengan tingkat pertumbuhan pada masa bayi. Anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi, misalnya, tubuhnya cenderung lebih tinggi pada awal masa kanak-kanak daripada mereka yang kecerdasannya rata-rata atau di bawah rata-rata dan gigi sementaranya lebih cepat tanggal. Meskipun perbedaan seks tidak menonjol dalam peningkatan tinggi dan berat tubuh, tetapi pengerasan tulang dan lepasnya gigi sementara lebih cepat pada anak perempuan, dari usia ke usia. Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung memperoleh gizi dan  perawatan yang lebih baik sebelum dan sesudah kelahiran. Oleh karena itu, perkembangan tinggi, berat dan otot-otot badan cenderung lebih baik.
  1.  KEBIASAAN FISIOLOGIS
Dalam awal masa kanak-kanak, kebiasan fisiologis yang dasarnya sudah diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Namun nafsu makan anak tidak sebesar seperti pada masa bayi. Hal ini sebagian karena tingkat pertumbuhan telah menurun dan sebagian karena sekarang ia telah mengembangkan jenis makanan yang disukai dan yang tidak disukai. Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, bergantung pada berbagai faktor  tertentu seperti, banyaknya latihan di siang hari dan macam kegiatan yang dialakukan. Anak-anak usia tiga tahun tidur sekitar dua belas jam sehari.
  1.  KETERAMPILAN PADA AWAL MASA KANAK-KANAK
Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan tertentu. Terdapat tiga alasan. Pertama, anak sedang mengulang-ulang dan karenanya dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai mereka terampil melakukakannya. Kedua, anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinya mengalami sakit atau diejek teman-temannya sebagaimana ditakuti anak-anak yang lebih besar. Dan ketiga, anak belia mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.
  • Keterampilan Khusus Awal Masa kanak-kanak
Ø  Keterampilan Tangan
Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam awak masa kanak-kanak. Kemajuan terbesar dalam keterampilan berpakaian umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun. Menyisir rambut dan mandi merupakan keterampilan yang mudah dilakukan dalam periode ini. Antara usia lima dan enam tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat, membuat kue-kue dan menjahit. Dengan krayon, pensil, dan cat anak-anak dapat mewarnai gambar, menggambar atau mengecat gambarnya sendiri dan dapat menggambar orang.
Ø  Keterampilan Kaki
Sekali anak dapat berjalan, ia mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki. Pada usia lima atau enam tahun ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat. Antara usia tiga dan empat, naik sepeda roda tiga dan berenang dapat dipelajari. Keterampilan kaki lain yang dikuasai anak-anak adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan di atas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es dan menari.
  1.  Pilihan Penggunaan Tangan
Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai periode kritis dalam menentukan pilihan penggunaan tangan. Hal ini disebabkan karena selama periode ini, anak-anak sampai tingkat tertentu meninggalkan kecenderungan untuk menggantikan pengguanaan tangan yang satu dengan menggunakan tangan yang lain dan mulai memusatkan pada keterampilan satu tangan tertentu dan tangan yang lain sebagai tangan pembantu. Karena banyak keterampilan tangan yang dipelajari anak-anak tidak dapat dilakukan dengan satu tangan, maka kedua tangan harus dilatih untuk melaksanakan keterampilan itu. Tetapi hanya sedikit keterampilan yang menuntut peranan kedua belah tangan, sehingga dalam mengajar anak-anak harus ditekankan pada gerakan tangan yang dominan dan yang berfungsi sebagai pembantu.
  1.  Kemajuan Berbicara Dalam Awal Masa Kanak-Kanak
Pada saat anak-anak berusia 2 Tahun, mereka tidak lagi mengoceh dan tangis mereka sudah sangat berkurang. Selama masa awal kanak-kanak, mereka memiliki keinginan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan karena 2 hal yaitu berbicara merupakan sarana pokok sosialisasi dan berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai 2 tugas pokok yang merupakan unsur penting dalam belajar bicara. Pertama, mereka harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain dan kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan berbicaranya sehingga dapat dimengerti orang lain.
  1. Emosi Awal Masa Kanak-Kanak   
Selama awal masa kanak-kanak emosinya kuat dan tidak seimbang. Emosi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Emosi yang umum pada awal masa anak-anak adalah amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Amarah dianggap sesuai untuk anak laki-laki, maka sepanjang masa awal kanak-kanak, anak laki-laki lebih banyak menunjukkan amarah yang hebat daripada anak perempuan.
  1.  Pola Perilaku Sosial dan Tidak Sosial
Pola Sosial, diantaranya seperti :Meniru, Persaingan, Simpati, Empati, Dukungan social, Membagi, Perilaku akrab. Sedangkan pola tidak sosial, diantaranya : Negativisme, Agresif, Perilaku berkuasa memikirkan diri sendiri, Mementingkan diri sendiri, Merusak, Pertentangan seks, Prasangka. 


  1.  Bermain pada Awal Masa Kanak-Kanak
Pada masa awal kanak-kanak sering disebut sebagai tahap mainan, karena dalam periode ini hampir semua permainan menggunakan mainan.
  1. Perkembangan kepribadian pada awal masa kanak-kanak
1.  Kondisi-kondisi yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak-kanak
→  cara pelatihan anak : disiplin otoriter yang keras, disertai banyaknya hukuman badan cenderung memupuk kebencian kepada semua orang yang berkuasa dan menimbulkan perasaan menyerah, perasaan yang dapat dan sering berkembang menjadi kompleks martir.
→ cita-cita orang tua : kalau harapan merka terlampau tinggi , anak cenderung gagal. Terlepas dari bagaimana anak beraksi, kegagalan meninggalkan bekas yang tidak terhapuskan pada konsep diri dan meletakkan dasar-dasar untuk perasaan rendah diri dan tidak mampu.
→ posisi urutan : posisi urutan anak-anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian. Pengaruh ini sebagian dapat dijelaskan denagn kenyataan bahwa setiap anak didalam keluarga belajar memerankan peran khusus, sebagian karena adanya perbedaan dalam penggunaaan metode pelatihan anak dan sebagian lagi oleh berhasil tidaknya anak dalam bersaing dengan saudara-saudara kandungnya.
→meskipun anak-anak jarang menyadari identitas  kelompok minoritas, anak yang menyadarinya akan mempunyai efek yang kurang baik bila teman-temannya mengabaikan atau menolaknya. 
→ ketidaknyamanan lingkungan : apakah karena kematian, perceraian, perpisahan atau mobilitas sosial, berpengaruh buruk terhadap konsep diri anak karena ia merasa  tidak aman dan merasa lain dari teman-teman sebaya.
2.  Meningkatnya individualitas
Individualitas yang sudah tampak pada saat dilahirkan dan lebih meningkat lagi dalam masa bayi, merupakan salah satu ciri yang menonjol. Pada saat awal masa kanak-kanak berakhir dan anak-anak siap masuk sekolah, pola kepribadiannya sudah dapat dibedakan. Ada anak yang menjadi pemimpin dan ada yang sebagai pengikut; ada yang kejam dan ada yang lembut; ada yang senang menonjolkan diri untuk menjadi pusat perhatian dan sebagian lagi ada yang lebih senang menjauhkan diri dari perhatian; ada  yang egosentris yang hanya memikirkan tentang dirinya sendiri dan ada yang menyesuaikan diri dan berusaha untuk menjadi seperti anggota-anggota kelompok.
Individualitas dipengaruhi oleh berbagai pengalaman sosial awal di luar rumah. Kalau pengalaman ini kurang menyenangkan, anak cenderung menjadi tidak sosial dalamhubungannya dengan orang lain dan cenderung mengimbangi dengan cara-cara yang tidak sosial seperti  menghabiskan waktu bermain dengan melihat televisi dan membayangkan dirinya seperti martir yang dijemput oleh orang lain.
  1. Bahaya pada awal masa kanak-kanak
1.  Bahaya fisik
  Kematian 
Kematian dalam awal masa kanak-kanak lebih sering disebabkan karena kecelakaan daripada karena penyakit dan karena anak laki-laki lebih banyak mengalami kecelakaandaripada anak perempuan, maka kematian anak laki-laki lebih sering daripada anak perempuan.
  Penyakit 
Anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit, tetapi yang paling umum adalah penyakit pernafasan. Sebagian besar penyakit disebabkan karena sebab-sebab fisiologis, tetapi ada juga yang penyebabnya psikosomatis dan akibat dari ketegangan keluarga.
  Kecelakaan
Kebanyakan anak-anak mengalami luka iris, memar, radang, terbakar, patah tulang, otot kaku atau gangguan-gangguan ringan lain sebagai akibat kecelakaan. Anak lain mengalami kecelakaan yang lebih parah sehingga untuk beberapa saat atau untuk selamanya menderita ketidakmampuan.

  Tidak menarik
Dengan berjalannya masa kanak-kanak, anak-anak semakin tidak menarik sampai ia memasuki masa akhir kanak-kanak. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama, dengan berubahnya bentuk tubuh, anak-anak mulai terlihat kurus dan janggal/kikuk; kedua, rambutnya menjadi lebih kasar dan susah diatur sehingga penampilan anak-anak menjadi kurang rapi; ketiga, terdapat celah-celah di mulut dimana gigi tetap yang tumbuh menggantikan gigi-gigi bayi yang tanggal tampaknya terlampau besar; keempat, anak-anak lebih memperhatikan waktu-waktu yang menyenangkan daripada memperhatikan kerapihan dan kebersihan. Dengan demikian anak-anak seringkali tampak kotor dan tidak terawat.  Terlepas dari individu, orang bereaksi positif terhadap anak yang tampak menarik dan beraksi negatif terhadap anak yang tidak menarik.
  Kejanggalan
Seperti dijelaskan oleh Dare dan Gordon, “anak-anak dari kodratnya tidak kagok atau kikuk dan setelah tahap anak kecil dilampaui,  gerakan yang anggun dari anak kelihatan menakjubkan. Sehingga anak yang gerakannya kikuk dan tidak terkoordinasi akan merasa tidak berbahagia ”.
Kekakuan yang aneh ini mungkin disebabkan kerusakan otak pada waktu lahir, keterbelakangan mental atau penyebab fisik lain. Tetapi yang lebih sering terjadi adalah bahwa anak-anak terhambat oleh sikap orang tua yang snagat  melindungi, ketakutan yang disebabkan kecelakaan atau peringatan untuk berhati-hati, hambatan lingkungan atau kurangnya kesempatan untuk berlatih. Akibatnya perkembanga motorik terlambat dan anak-anak menampilkan kesan kaku dibandingkan teman-teman seusianya sehingga ia tidak diikutsertakan dalam bermain. Ia akan menganggap bahwa teman-temannya lebih baik, suatu perasaan yang akan berkembang menjadi perasaan rendah diri atau minder.
   Kegemukan
Secara medis, anak-anak yang berat tubuh dan bentuk tubuhnya 20 persen atau lebih diatas berat anak-anak normal yang seusia, dianggap sebagai “gemuk” .  kegemukan merupakan bahaya di tingkat usia manapun juga. Pertama, kegemukan membahayakan kesehatan. Kedua, kegemukan membahayakan penampilan tubuh yang menarik. Disamping itu kegemukan merupakan bahaya dalam awal  masa kanak-kanak karena ini adalah terbentuknya kebiasaan makan.
  Tangan kidal
Menurut Herron “sepanjang sejarah, tangan kiri mempunyai arti buruk.” Tidak ada alasan fisik mengapa tangan kidal lebih buruk daripada tangan kanan.
Ada alasan lain mengapa tangan kidal dianggap berbahaya selama tahun-tahun awal masa kanak-kanak. Kalau anak yang bertangan kidal mempelajari keterampilan dari orang-orang yang tidak kidal, ia barang kali menjadi bingung bagaimana harus meniru model bertangan kanan. 
2.  Bahaya psikologis
Berikut akan dibahas sejumlah bahaya psikologis yang paling umum terjadi.
  Bahaya dalam berbicara.
Ada 4 bahaya umum sehubungan dengan kemampuan anak berkomunikasi. Pertama, orang lain tidak dapat mengharapkan anak-anak untuk mengerti apa yang dikatakan apabila orang lain memakai kata-kata yang tidak dimengerti anak-anak. Kedua, kalau mutu pembicaraan anak-anak begitu buruk sehingga sulit dimengerti, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain lebih terancam bahaya daripada kalau ia tidak mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Ketiga, berbahasa dua merupakan hambatan yang serius dalam perkembangan sosial anak-anak. Keempat dan yang terparah menyangkut isi pembicaraan anak.
  Bahaya emosional.
Bahaya emosional awal masa kanak-kanak yang besar kelihatan pada dominasi emosi yang kurang baik, terutama amarah. Kalau anak mengalami terlalu banyak emosi yang kurang baik dan hanya sedikit mengalami emosi-emosi yang menyenangkan maka hal ini akan menggganggu pandangan hidup dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik. Bahaya yang juga besar terhadap penyesuaian pribadi dan sosial berupa ketidakmampuan untuk melakukan emphatic complex. Hal ini disebabkan oleh 2 hal. Pertama, anak yang ketika bayi tidak pernah mengalami perilaku akrab karena sedikitnya kesempatan untuk memperoleh hubungan yang hangat dan stabil dengan ibu atau pengganti ibu. Kedua, perkembangan kasih sayang yang terlampau kuat dari satu orang akan menyebabkan anak merasa kurang aman dan gelisah pada saat perilaku orang yang dicintai tampaknya mengancam, dalam hal tidak menyetujui perilaku yang keliru atau kalau orang yang dicintai memberikan perhatian pada orang lain.
  Bahaya sosial
Ada sejumlah bahaya terhadap berkembangnya penyesuaian sosial yang baik pada awal masa kanak-kanak, diantaranya ada 5 yang sangat sering terjadi dan sangat serius. Pertama, kalau pembicaraan atau perilaku anak menyebabkan ia tidak populer diantara teman-teman sebaya, ia tidak hanya akan merasa kesepian tetapi yang lebih penting lagi ia kurang mempunyai kesempatan untuk belajar berperilaku sesuai dengan harapan teman-teman sebaya. Kedua, anak yang secara keras dipaksa untuk bermain sesuai dengan seksnya akan bertidak secara berlebihan dan ini akan menjengkelkan teman-teman sebaya. Ketiga, sebagai akibat perlakuan teman-teman sebayanya, anak mungkin dan seringkali mengembangkan sikap sosial yang tidak sehat. Keempat, penggunaan teman khayalan dan binatang peliharaan untuk mengimbangi kurangnya teman. Kelima, dorongan orang tua untuk lebih banyak menggunakan waktu dengan anak-anak lain dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri.
  Bahaya bermain
Kalau anak kurang mempunyai teman bermain, baik disebabkan karena lingkungannya terpencil atau karena tidak diterima oleh teman-teman bermain, ia terpaksa bermain sendiri. Beberapa permainan sendiri cukup bermanfaat karena mengajarkan anak-anak untuk berdiri sendiri. Di lain pihak, karena sosialisasi pada awal masa kanak-kanak berkembang melalui bermain dengan teman-teman maka anak yang mempunyai sedikit teman bermain akan kekurangan kesempatan untuk belajar bersikap sosial..
  Bahaya dalam perkembangan konsep
Ada 3 bahaya umum dalam perkembangan konsep selama periode awal masa kanak-kanak yaitu ketidaktepatan pengertian, perkembangan konsep-konsep dibawah tingkat perkembangan teman sebayanya, dan bobot emosi.
  Bahaya moral
Ada 4 bahaya umum dalam perkembangan moral selama periode awal masa kanak-kanak yaitu disiplin yang tidak konsisten memperlambat proses untuk belajar menyesuaikna diri dengan harapan sosial; jika anak tidak mendapat teguran dari perbuatan yang melanggar maka hal ini akan mendorong anak untuk terus mempertahankan perilaku yang salah; terlampau banyak penekanan pada hukuman pada perilaku yang salah dan terlampau sedikit penekanan pada sikap yang kurang baik kepada orang-orang yang berkuasa, anak lebih sering dihukum daripada diberi hadiah akan menjadi pemberontak dan ingin menentang orang yang menghukumnya; anak yang terkena disiplin otoriter tidak dapat mengembangkan pengendalian internal terhadap perilaku yang membentuk dasar bagi perkembangan lebih lanjut hati nurani.
  Bahaya dalam penggolongan peran seks
Ada 3 bahaya yang umum dan serius dalam penggolongan peran seks selama awal masa kanak-kanak. Pertama, kalau anak tidak belajar stereotip peran seks yang umumnya diterima oleh teman-temannya, baik yang tradisional maupun yang sederajat, anak akan memandang perilaku secara berbeda dengan pandangan teman-temannya. Kedua, kalau anak perempuan dilatih untuk menesualikan dengan stereotip tradisional bagi kelompok perempuan, maka secara tidak langsung ia belajar bahwa kelompok wanita secara fisik dan psikologis dipandang lebih rendah daripada kelompok pria. Ketiga, kegagalan dalam penggolongan peran seks dapat merupakan hambatan sosial bagi anak laki-laki maupun perempuan.
  Bahaya dalam hubungan keluarga
Anak perempuan yang merasa bahwa orang tua lebih menyukai anak laki-laki didalam keluarga, akan membenci orang tua dan saudara laki-lakinya.  Bagi anak laki-laki ancaman terbesar pada hubungan orang tua anak pada awal masa kanak-kanak adalah kurangnya identifikasi ayah dan kurangnya kehangatan emosional antara ayah dan anak yang mendorong terus berlangsungnya identifikasi anak dengan ibu dan berkembangnya minat dan pola perilaku yang dapat dianggap”banci” oleh teman-teman sebaya. Ancaman lain terhadap hubungan orang tua anak yang baik adalah ibu yang bekerja dan orang tua tiri.

  Bahaya kepribadian                                 
Bahaya kepribadian yang paling serius adalah perkembangan konsep diri yang paling baik yang dapat disebabkan perlakuan anggota keluarga dan teman-teman, sebab adanya harapan-harapan yang tidak realistis sehingga anak merasa gagal karena tidak dapat mencapai tujuan yang diletakkan oleh orang tua atau disebabkan egosentrisme yang kuat.
  1. Kebahagiaan Selama Awal Masa Kanak-kanak
Beberapa kondisi penting yang mendukung kebahagiaan dalam awal masa kanak-kanak :
  Kesehatan yang baik.
 Lingkungan yang merangsang anak memperoleh kesempoatan untuk menggunakan kemampuannya.
  Perilakunya yang kekanak-kanakan dan mengganggu diterima oleh orang tua dan bimbingan orang tua dalam belajar berperilaku seacara sosial.
  Kebijaksanaan dalam menegakkan disiplin yang terencana dan dilaksanakan secara Konsisten.
  Mengembangkan ekspresi-ekspresi kasih sayang yang waja.r
  Harapan-harapan yang realistis, sesuai dengan kemampuan anak.
  Mendorng kreativitas dalam bermain dan menghindari cemooh atau kritik ayng tidak perlu yang dapat emngurangi semangat anak untuk mencoba kreatif.
  Diterima oleh saudara-saudara kandung dan teman bermain sehingga anak dapat mengembangkan sikap ayng baik terhadap berbagai kegiatan sosial.
  Suasana gembira dan bahagia dirumah sehingga anak akan belajar berusaha untuk mempertahankan suasana ini.
  Prestasi dalam kegiatan yang penting bagi anak dan dihargai oleh kelompok dengan siapa anak mengidentifikasikan diri.

DAFTAR PUSTAKA

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/ciri-ciri-masa-awal-kanak-kanak/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar