MODEL-MODEL PENGUBAHAN PERILAKU
Teori/model
dibagi menjadi dua kategori, yaitu yang membahas proses intra-psikis (proses di
dalam diri individu) dan yang menekankan hubungan antar pribadi
(inter-personal).
A.
Proses Intra-psikis
1.
Janis (Model Pengurangan Rasa
Takut)
Merupakan
teori yang mengatakan bahwa rasa takut dapat menimbulkan tindakan. Apabila
rasatakut itu sampai pada tingkat tertentu maka seseorang akan menerima
tindakan yang dianjurkan, sedangkan apabila rasa takut itu sedikit sekali atau
justru terlalu kuat, maka individuakan menolak anjuran.Contohnya :Seorang
wanita baru saja di diagnosis oleh dokter bahwa ia mengidap kanker serviks,
wanita tersebut setelah diberitahu ia terkejut, takut dan sedih. Karena
ketakutan yang berlebihan makaia tidak mendengarkan anjuran dokter
dengan baik tentang perlunya operasi pengangkatan rahim sebagai upaya
penjalaran penyakit tersebut. Maka agar wanita tersebut dapat denganbaik
menerima anjuran dokter yang diberikan, rasa takut wanita tersebut harus
dikurangi agar informasi tentang tindakan pencegahan dan penyembuhan wanita
tersebut dapat dipahamidengan baik.
2.
Rosenstock (Model Kepercayaan
Kesehatan)
Merupakan
teori pengembangan dari green yang dinamakan dengan health beltef model
(1982)ini berarti bahwa perilaku individu ditentukan oleh motif dan
kepercayaannya dan tidak memperdulikan apakah motif tersebut sesuai atau tidak
dengan realitas dan pandangan orang.Model ini menjelaskan bagaimana suatu
persepsi kemungkinan terjadi penyakit munculkemudian persepsi ini di dorong
oleh beberapa faktor yaitu variable demografis dan sosio-psiko,besarnya ancaman
penyakit yang ditentukan oleh faktor pencetus tindakan sehingga individu melakukan
tindakan yang dianjurkan.
Contoh
:Pria X mengalami batuk-batuk hingga lebih dari 2 minggu, diwilayah tersebut
sedang marak penyakit TBC kemudian seorang dokter menduga kemungkinan itu
memang penyakit TBC,setelah cek up oleh dokter ternyata benar itu penyakit TBC maka dokter
tersebut akan memberikan segala resiko yang akan muncul akibat penyakit TBC
terlebih jika tidak diobati,maka dengan begitu pria X akan mengikuti anjuran
dokter.
3.
Lewin (Pertentangan Kekuatan)
Kurt
Lewin membuat teori yang dinamakan Force Field Analysis yang berarti bahwa
didalam diri individu selalu terdapat kekuatan/dorongan yang saling
bertentangan.Di satu pihak ada yang kekuatan yang mendorong individu untuk
melakukan tindakan (driving forces) tetapi sebaliknya ada pula kekuatan yang
melarang/menghambat untuk melakukan tindakan tersebut (restraining forces)
pertentangan ini membuat individu merasa gelisah dan tidak tenang dan harus
memutuskan untuk memilih salah satu diantara keduanya untuk mencapai
keseimbangan dan rasa tenang agar hal ini tercapai, menurut Lewin dapat
ditempuh dengan 3 cara yaitu :
a. Memperkuat
driving forces (dengan cara menggalakan upaya persuasi dan pemberian informasi
tentang program kesehatan yang sedang dilaksanakan).
b. Mengurangi
restaining forces, yaitu memperkecil hambatan-hambatan yang ada dalam diri individu.
c. Memperkuat
unsur pendorong dan sekaligus mengurangi hambatan-hambatan yang ada.
Perubahan perilaku
tersebut tidak terjadi secara langsung, menurut Lewin dengan melalui 5 tahap,
yaitu
a. Tahap
pencairan
b. Tahap
diagnosa masalah
c. Tahap
penentuan tujuan
d. Tahap
penerimaan perilaku baru
e. Tahap
pembekuan kembali.
Tahap ini disebut
sebagai tahap 'mencair sampai membeku kembali (unfreezing to refreezing).
Contoh : Di Bali banyak
wanita yang mengalami anemia besi karena disana diharamkan bagi mereka mengkonsumsi
daging sapi dan banyak diantara mereka yang memilih untuk menjadi vegetarian,sedangkan
sumber zat besi kebanyakan terdapat pada sumber hewani maka carapertama adalah
dengan memberikan penyuluhan kepada warga tersebut hal apa saja yangmenyebabkan
wanita di daerah tersebut mengalami anemia besi. Cara kedua untuk mengurangi hambatan
tersebut dengan memberikan makanan yang tepat untuk anemia besi namun tidak menentang
kepercayaan setempat. Cara ketiga adalah para petani di Bali banyak menanam kacang-kacangan
sehingga walaupun mereka tidak mengkonsumsi daging sapi namun bisamenggantinya
dengan bahan nabati.
B. Proses
Inter-personal
1.
Rogers (Teori Adopsi Innovasi)
Merupakan
teori yang mengatakan bahwa adanya sesuatu ide/gagasan baru yang
diperkenalkan kepada individu dan diharapkan untuk diterima/dipakai oleh
individu tersebut melalui 5 tahap yaitu mengetahui/menyadari tentang adanya ide
(awareness), menaruh perhatian terhadap ide (interest), memberikan penilaian
(evaluation), mencoba memakainya (trial), dan jikamenyukainya, maka setuju untuk
menerima ide/hal yang baru tersebut (adoption).
Contoh:Mahasiswa
sedang melakukan penyuluhan kepada warga di suatu Desa terpencil yang di Desa tersebut
banyak memiliki anak. Maka tahap pertama yang dilakukan mahasiswa tersebut
adalah dengan memberikan informasi mengenai kerugian memiliki anak yang banyak
dan bagaimana pencegahannya. Tahap kedua yang harus dilakukan adalah jika para
ibu-ibu sudah menaruh perhatian pada informasi yang diberikan, maka mahasiswa
tersebut membujuk para ibu-ibu agar mau mengikuti program KB. Tahap ketiga
yaitu memperkenalkan cara menggunakan KB dengan pil, suntik dsb dan
memperkenalkan harga, kemudahan menggunakannya dan manfaat yang nyata jika
mengikuti program KB. Kemudian tahap selanjutnya adalah para Ibu-Ibu mencoba
mengikuti anjuran mahasiswa untuk menggunakan KB. Dan tahap terakhir adalah
jika para Ibu-Ibu menerima anjuran mahasiswa maka Ibu-Ibu tersebut bersedia
mangikuti program KB.
2.
Kelman (Perubahan Sikap)
Merupakan
teori yang mengatakan bahwa perubahan sikap dan perilaku individu dimulai dengan
3 tahap, yaitu tahap kepatuhan dimana individu mematuhi anjuran petugas
tanpakerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin
menghindari hukuman/sangsi jika dia tidak patuh, atau untuk memperoleh imbalan yang
dijanjikan. Tahap kedua yaitu identifikasi tahapan dimana munculnya kepatuhan
karena merasa tertarik atauhanya sekedar mengagumi tokoh tersebut sehingga
menirukan tindakannya tanpa memahami sepenuhnya arti dan manfaat dari tindakan
tersebut maka apabila ia ditinggalkan oleh tokoh idolanya maka ia tak perlu
lagi merasa perlu lagi untuk melanjutkan perilaku tersebut. Dan tahap terakhir
yaitu internalisasi merupakan tahap dimana seseorang dapat manerima anjuran perilaku
yang baru karena tokohnya dapat dipercaya sehingga seseorang menganggap hal tersebut
bernilai positif bagi diri individu dan diintegrasikan dengan nilai-nilai
lain dari hidupnya.
Contoh
:Adanya peraturan di RT A bahwa Ibu-Ibu yang memiliki anak yang berumur 0-5
tahun wajib diberikan pil vitamin A dengan mendatangi posyandu di daerahnya,
jika ada warga yang tidak membawa anaknya ke posyandu maka RT setempat akan
memberikan hukuman kepada warga tersebut dengan membayar denda (Tahap
Kepatuhan) karena adanya kader yang menarikperhatian para Ibu-Ibu di daerah
tersebut maka para Ibu-Ibu rela membawa anak-anaknya untuk diberikan pil
vitamin A (Tahap Identifikasi). Selain menarik, kader tersebut dinilai
bahwa ia memiliki kredibilitas tinggi dan dapat dipercaya maka secara tidak
langsung Ibu-Ibu setempat menyadari bahwa pentingnya pemberian pil vitamin A
dan apabila kader tersebut digantidengan kader lain Ibu-Ibu tersebut akan
tetap membawa anaknya ke posyandu setempat karena menyadari pentingnya
pemberian vitamin A.
3.
Merton (penyesuaian perilaku)
Teori
Merton merupakan pengembangan teori Kelman yang terdiri dari
kepatuhan/konformitas dimana dapat terjadi jika sasaran individu sesuai dengan
nilai budaya/norma kelompoknya,innovasi dimana jika dalam kelompok tersebut
tidak terdapat nilai budaya dan norma sosial yang kuat maka mereka dengan mudah
menerima hal yang baru, ritualisme yaitu suatu individu/kelompok yang biasa
melakukan tugas berdasarkan peraturan tanpa menyadari guna prosedur tersebut,
pengunduran diri dimana suatu individu keluar dari kebiasaan kelompoknya karena
suatu hal, dan memberontak yaitu suatu individu menolak kebiasaan
baru.
Contoh
:Di suatu Desa A memiliki kebiasaan untuk melakukan kegiatan posyandu sebulan
sekali yang dilaksanakan pada minggu kedua (kepatuhan), namun karena banyak di
daerah tersebut memiliki orang tua yang bekerja maka jarang ibu-ibu membawa
anaknya ke posyandu maka dibuatlah peraturan baru yaitu melaksanakan posyandu
pada hari kamis (innovasi), karena peraturan di daerah tersebut sudah
ditetapkan maka ibu-ibu membawa anaknya ke posyandu meskipun ada diantara
mereka yang belum mengetahui manfaat dari membawa anaknya keposyandu
(ritualisme), jika ada seorang ibu yang masih belum mengikuti aturan untuk membawa
anaknya ke posyandu maka dikatakan pengunduran diri, namun jika ibu
tersebuttetap membawa anaknya walaupun ia tahu banyak ibu-ibu yang bekerja pula
di hari kamis makadisebut dengan pemberontakan.
4.
Mantra (pendekatan edukatif)
Merupakan
teori perubahan perilaku yang menggunakan pendekatan edukatif dalam upaya menanamkan
pemahaman dan membina kebiasaan hidup sehat sehingga individu dapat menyelesaikan
masalah kesehatannya secara sendiri maupun berkelompok. Pendekatan ini ditempuh
dengan 2 tahap, yaitu pengembangan provider, dimana petugas kesehatan dan tokoh
masyarakat mempunyai kesamaan pemahaman tentang masalah kesehatan yang ditemukan,
contohnya disuatu Desa A merupakan daerah yang banyak memiliki anak, maka petugas
kesehatan bertugas untuk melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat
untukmemberikan informasi dan membicarakan faktor apa yang menyebabkan sehingga
daerah tersebut memiliki banyak anak. Kemudian tahap kedua adalah pengembangan
masyarakat dimana tokoh masyarakat membuat keputusan untuk mendorong kesuksesan
program yang dilaksanakan, contohnya tokoh masyarakat (ketua RT misalnya)
mewajibkan warga untuk menggunakan KB.
5.
Kelman dan Warwick (Strategi
Perubahan Perilaku)
Jenis
jenis strategi yang disusun membentuk suatu skala continuum. Strategi tersebut
terdiridari strategi paksaan, manipulasi, persuasi, dan fasilitasi. Dimana
strategi paksaan terletak diawal skala untuk memaksa individu melakukan
tindakan dengan ancaman sangsi, manipulasiyaitu mengubah situasi
lingkungan fisik sedemikian mungkin sehingga individu tidak mempunyaipilihan
dan mematuhi semua aturan yang diberikan. Sedangkan persuasi adalah strategi
yang memberikan kebebasan lebih besar kepada individu sasaran, dan
fasilitasi yaitu skala terakhir dari perubahan sikap, yaitu sasaran diberikan
kebebasan untuk menentukan sendiri perilaku yang ingin dituju.
Contoh
:Di Desa X banyak yang mengalami buta senja,salah satu alasannya karena di
daerah tersebut belum menggunakan minyak difotifikasi vitamin A karena
harganya lebih mahal. Maka langkah yang pertama adalah dengan memaksa warga
untuk membeli minyak yang berfortifikasi vit A jika tidak maka akan
dikenakan sangsi (paksaan), strategi kedua yaitu dengan menghilangkan minyak
yang tidak berfortifikasi (manipulasi), strategi ketiga adalah mengajak warga
setempat untuk banyak mengkonsumsi vitamin A,salah satunya dengan mengkonsumsi
minyak berfortifikasi (persuasi), strategi ke-4 adalah dengan memberikan
subsidi pada minyak yangtelah difortifikasi agar harganya sama dengan
minyak curah.
C.
Kombinasi dari intra-psikis
dan inter-personal adalah Green (model perubahan perilaku)
Mengatakan bahwa kesehatan individu /masyarakat
dipengaruhi oleh dua factor, yaitu faktor perilaku dan faktor di luar perilaku
yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor presdiposisi (mencakup
pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan
unsur-unsur lain yang terdapat dalam individu dan masyarakat), faktor pendukung
yaitu tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya,
dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan.
Contoh :Pemerintah menggalangkan program pemberian
kapsul vitamin A, maka faktor pendukunganya adalah pemerintah mengirimkan
dokter,kader-kader di tiap posyandu untuk memberikan penyuluhan dan memberikan
kapsul vitamin A, dan mendekati para ibu agar anaknya bersediadiberikan kapsul
vitamin A (faktor pendorong) sehingga para ibu paham pentingnya diberikan kapsul
vitamin A.
Sumber
dari:
http://id.scribd.com/doc/96484598/Model-Perubahan-Perilaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar