Sabtu, 02 Mei 2015

HIV/AIDS DAN PELAYANANNYA


                Pengertian HIV/AIDS 
                  1.       Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang lama kelamaan akan menyebabkan AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh karena virus HIV.
2.       Faktor Penyebab
a.       Hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV, melalui:
·         cairan sperma
·         cairan vagina
b.      Melalui Darah yang terinfeksi HIV:
1.       Secara langsung
·      transfusi darah
·      produk darah
·      transplantasi organ
2.       Secara tidak langsung
·      jarum suntik
·      peralatan kesehatan
·      jarum tato
·      jarum tindik, dan lain-lain
c.       Penularan dari ibu kepada bayi/anaknya:
·         selama hamil
·         sewaktu melahirkan dan
·         selama menyusui
3.         Perjalanan Infeksi
a.       tidak bergejala.
b.      saat seseorang terinfeksi virus HIV sampai terdeteksinya antibody terhadap virus disebut Periode Jendela, dapat berlangsung antara 1-3 bulan.
c.       terlihat sehat dan berlangsung 3-10 tahun.
4.         Karakteristik ODHA
·      Pada orang dewasa
·         Gejala mayor:
Ø  Berata badan menurun > 10% dalam 1 bulan.
Ø  Diare  terus menerus > 1 bulan tanpa diketahui penyebab.
Ø  Demam berkepanjangan > 1 bulan.
Ø  Penurunan kesadaran dan gangguan syaraf.
·         Gejala minor:
Ø  Batuk menetap/ terus menerus > 1 bulan.
Ø  Penyakit kulit menyeluruh (Dermatitis generalisata)
Ø  Herpes Zoster
Ø  Penyakit jamur di mulut dan tenggorokan
Ø  Herpes Simplex
Ø  Pembesaran Kelenjar getah bening
·      Pada anak
·         Gejala mayor:
Ø  Berat badan turun atau kegagalan pertumbuhan
Ø  Diare kronis dan berulang > 1 bulan
Ø  Demam kronis dan berulang selama 1 bulan
Ø  Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang parah dan menetap
·         Gejala minor:
Ø  Pembesaran kelenjar getah bening dan pembesaran hati.
Ø  Penyakit jamur di mulut
Ø  Infeksi bakteri/viral yang berulang
Ø  Batuk kronis dan menahun
Ø  Dermatitis seluruh tubuh
Ø  Peradangan otak
5.       HIV/AIDS tidak ditularkan melalui:
a.      Hidup serumah dengan ODHA asal tidak berhubungan seksual.
b.      Jabat tangan atau bersentuhan dengan ODHA
c.       Kontak dengan peralatan makan/ minum yang dipakai bersama ODHA
d.      Pakaian, handuk dan sapu tangan yang dipakai bersama
e.      Toilet atau peralatan kamar kecil
f.        Berpelukan atau berciuman, kecual jika ada luka dimulut
g.       Gigitan serangga
h.      Berenang atau hubungan sosial lainnya
6.         Pencegahan HIV/AIDS
a.       Pencegahan penularan melalui hubungan seksual melalui prinsip ABC, yaitu:
·         Abstinensia, yaitu tidak melakukan hubungan seksual.
·         Be faithful, yaitu saling setia pada satu pasangan seksual.
·         Condom, yaitu menggunakan kondom yang benar dan konsisten setiap berhubungan seks yang mengandung resiko.
b.      Pencegahan penularan melalui darah:
·         Skrining seluruh darah donor, produk darah yang tidak perlu dan transplantasi.
·         Mengurangi jumlah transfusi darah yang tidak perlu.
·         Yang beresiko jangan mendonorkan darah.
·         Desinfeksi alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit.
·         Tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau penggunaan jarum suntik secara bergantian.
c.       Pencegahan penularan dari ibu ke anak
·         Ibu dengan HIV (+) sebaiknya tidak hamil.
·         Pemberian ARV (Anti Retro Viral) kepada ibu dengan HIV (+) dan bayinya.
·         Sebaiknya jangan berikan ASI.
7.         Dampak HIV/AIDS
a.      Dampak Internal
ODHA sering mengalami berbagai masalah psikis sebagai akibat status mereka antara lain:
·         Emosi yang berlebihan dan tidak terkendali
Ketika seseorang dideteksi positif HIV sering merasa sulit dan menyedihkan. Tidak siap menghadapi kenyataan kalau dirinya positif HIV sehingga reaksi emosinya berlebihan seperti; rasa marah, menyangkal, takut menghadapi kenyataan.
·         Curiga yang berlebihan
Seorang ODHA sering merasa curiga dengan lingkungan kalau orang-orang disekitar mereka tidak menerima keberadaan mereka atau justru memanfaatkan keberadaan ODHA untuk kepentingan pihak tertentu, sehingga ODHA kurang mampu menilai suatu realitas secara seimbang antara pikiran dengan kenyataan.
·         Sering berbohong
ODHA sering dianggap sebagai kelompok masyarakat yang terpinggirkan sehingga mereka berupaya menutup status HIV positif mereka kepada orang lain, hanya karena takut dikucilkan.
·         Tidak mampu mengambil keputusan secara wajar
Seorang ODHA biasanya merasa bingung menghadapi kenyataan dirinya seorang positif HIV sehingga yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang terbaik dalam menangani permasalahannya seperti; apakah ia harus mengkonsumsi  obat antiretrovirai, apakah ia harus terbuka statusnya dengan orang lain.
·         Tidak merasa aman
Seorang ODHA sering merasa tidak aman, merasa was-was kalau kerahasiaan status HIV positifnya tidak dapat terjamin. Cemas akan status mereka dan masa depannya Seorang ODHA sering mencemaskan masa depannya karena sampai saat ini obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS belum juga ditemukan, sehingga ODHA merasa tidak memiliki masa depan lagi.

b.      Dampak Eksternal
·         Stigma
Stigma merupakan anggapan negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang berupa label atau cap atas penilaian subyektif yang belum tentu benar. Para ODHA sering diberikan label tertentu yang merugikan;
·         ODHA tidak bermoral
Banyak kalangan masyarakat menilai bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit kotor yang hanya diidap oleh kelompok atau golongan terpojok seperti; pekerja seks, homoseksual, pecandu napza, dan lain-lain. Dengan demikian ODHA dianggap bukanlah “orang-orang baik”.
·         ODHA dikutuk oleh Tuhan
Banyak kalangan beranggapan bahwa HIV/AIDS muncul karena perilaku seseorang yang menyimpang sehingga Tuhan memberi kutukan terhadap dirinya yang tidak menjalankan ajaran agama dengan baik. Oleh karenanya ODHA adalah kaum pendosa.
·         ODHA tidak layak hidup di masyarakat
ODHA dianggap sebagai sumber masalah sehingga mereka tidak layak hidup berdampingan dalam masyarakat
·         ODHA tinggal menunggu kematian
Banyak kalangan beranggapan bahwa seorang ODHA sudah tinggal menunggu hari kematian saja, sehingga mereka tidak dapat produktif lagi dalam berpikir, juga bekerja.
·         Diskriminasi
Diskriminasi merupakan perlakuan yang berbeda terhadap seseorang atau sekelompok berdasarkan penilaian subyektif sehingga melanggar standar umum.  Beberapa bentuk diskriminasi yang sering dialami oleh ODHA antara lain:
·         Keberadaan masyarakat dianggap lebih rendah dalam masyarakat
Seorang ODHA dianggap sebagai orang yang kehilangan martabat sebagai manusia sehingga tidak perlu dibantu.  Sebaliknya mereka pantas dikucilkan.
·         Ditolak untuk mendapatkan pelayanan medis
Dibanyak tempat pelayanan kesehatan seorang ODHA sering tidak dapat dilayani karena ketakutan yang irrasional; takut tertular, petugas kesehatan tidak memiliki keterampilan dan kesepian untuk memberikan pelayanan kepada ODHA.
·         Dikeluarkan/diberhentikan dari pekerjaan karena status HIV positif
Seorang ODHA sering dianggap sebagai sosok yang tidak produktif dalam bekerja dan sangat mudah menularkan HIV kepada orang disekitarnya sehingga tidak jarang ODHA yang bekerja diberhentikan dari pekerjaannya.
·         Dikucilkan dari keluarga
Ketidaksiapan keluarga menerima ODHA dan ketakutan akan pengucilan lingkungan menjadikan ODHA banyak dikucilkan oleh keluarganya sendiri. Selain itu banyak juga orang yang beranggapan bahwa ODHA adalah aib bagi keluarga.
·         Diusir dari lingkungan tempat tingga
Kekhawatiran masyarakat akan tertular HIV/AIDS dan ketidak tahuan masyarakat bagaimana cara penularan HIV/AIDS menjadikan masyarakat tega mengusir ODHA dari lingkungan tempat tinggal.


       Pelayanan Untuk ODHA

1.       Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi narkoba adalah sebuah tindakan represif yang dilakukan bagi pencandu narkoba. Tindakan rehabilitasi ditujukan kepada korban dari penyalahgunaan narkoba untuk memulihkan atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita yang bersangkutan. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan atau perawatan bagi para pecandu narkotika, agar para pecandu dapat sembuh dari kecanduannya terhadap narkotika.
2.       Tujuan Rehabilitasi
Dilihat dari tujuan pelayanannya, Rehabilitasi bertujuan untuk membuat seseorang sadar akan potensi-potensinya dan kemudian memberikan sarana untuk mencapai/ mewujudkan potensi-potensi tersebut.

Bila dilihat dari penerapannya rehabilitasi merujuk kepada kombinasi disiplin-disiplin ilmu, teknik-teknik dan fasilitas-fasilitas khusus yang ditujukan untuk memberikan pemulihan fisik, penyesuaian diri secara psikologis, konseling pribadi, konseling keterampilan kerja, pelatihan dan penempatan kerja.
3.       Fungsi Rehabilitasi
Didalam Keputusan MENSOS RI NO : 07/HUK/KBP/II/1984 Tentang Pola Dasar Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial, dinyatakan bahwa : fungsi rehabilitasi diartikan sebagai suatu proses refungsional dan pengembangan untuk memungkinkan penyandang masalah kesejahteraan sosial mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan masyarakat.
4.       Bentuk Sistem Pelayanan Sosial
a.       Pelayanan Fisik
Pelayanan kesehatan (Rumah sakit yang bisa menerima ODHA):
·         Penanganan medik bagi ODHA
PMKS yang terinfeksi HIV perlu mendapatkan perhatian khusus pada kesehatan tubuhnya. Setiap orang akan berbeda dalam perkembangan virus di dalam tubuhnya karena bergantung pada banyak faktor seperti misalnya usia dewasa atau anak balita, genetika, perawatan tubuh, infeksi-infeksi termasuk IMS, keadaan gizi dan sebagainya.
·         Perawatan ODHA
ODHA diharapkan bisa mengembangkan pola hidupnya yang sehat dengan memperhatikan pola hidupnya yang sehat dengan memperhatikan perimbangan antara makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, berolah raga untuk membentuk otot dan daging, relaksasi yang cukup, menjauhi hal-hal lain yang tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi narkoba, dam minum alkohol. Perawatan ODHA bisa dilakukan di rumah oleh para pendamping dan perawat ODHA yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
·         Jaminan sosial (SKTM, Gakin).
b.      Pelayanan Mental
Konseling
Diartikan sebagai suatu hubungan pribadi antara seorang konselor dengan klien untuk membantu klien memehami masalah yang sedang dihadapi dan mengambil keputusan yang tepat baginya. Seorang Odha membutuhkan konseling berkaitan dengan memperoleh informasi, mengatasi kebingungan, ketidak stabilan emosi, keterampilan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.Secara lebih rinci jenis konseling yang di butuhkan Odha meliputi konseling kesehatan (termasuk di dalam nya pembahasan tenteng HIV/AIDS dan kaitannya dengan narkoba, IMS serta infeksi lainnya; pola hidup sehat, perjalanan HIV dan AIDS), Disclosure counselling atau konseling untuk membuka status HIV kepada pasangan/keluarga (konseling pasangan dan konseling keluarga), konseling untuk pencegahan agar tidak menular atau bertambah tertular seperti misalnya konseling perubahan perilaku, konseling dukungan emosional, konseling kepatuhan berobat, konseling nutrisi, konseling spiritual dan konseling paliatif atau konseling menjelang akhir hayat, dan konseling post mortem (konseling dalam masa kedukaan) bagi keluarga dan kerabat Odha.
c.       Pelayanan Sosial
Pelayanan Pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS):
·         Kelompok dukungan sebaya
Adalah komunitas yang terbentuk karena adanya kepedulian, kebutuhan, tuntutan, dan tujuan yang sama dari orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Ohidha) seperti pasangan, keluarga dan kerabat serta signifikan other. KDS juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dalam rangka pemberdayaan dan berjaringan (lokal maupun nasional) untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan, serta membuka wawasan di bidang HIV/AIDS bagi individu dan komunitasnya. Kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh KDS antara lain, Closed Meeting (Pertemuan tertutup), home visit atau kunjungan ke rumah teman Odha  yang sakit, Hospital visit atau kunjungan ke ruang rawat di rumah sakit, kursus singkat bidang keahlian, lokakarya, diskusi topik khusus, dan sebagainya.
·         Skill building / life skill
Seorang yang telah terinfeksi HIV mengalami kesulitan yang berkaitan dengan status HIV nya seperti kehilangan pekerjaan, sementara pilihan untuk mendapatkan pekerjaan lain terbatas karena kemampuannya yang terbatas. Oleh karena itu seorang Odha membutuhkan berbagai latihan keterampilan alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk memenuhi kebutuhan baik secara ekonomi maupun pengembangan diri.
·         Advokasi
Advokasi merupakan suatu bentuk tindakan atau perbuatan yang dilakukan untuk mengubah atau memperbaharui suatu kebijakan serta keberpihakan terhadap suatu isu dan masalah yang berkembang dalam komunitas tertentu. Tujuan advokasi, mempengaruhi individu atau kelompok untuk membuat keputusan dimana tanpa advokasi tidak akan dibuat yang berkaitan dengan kesejahteraan atau kepentingan pihak ketiga; menjamin pelayanan yang menjadi hak klien, namun tidak dapat diperoleh jika dilakukan sendiri oleh klien; agar klien mendapatkan hak-hak dan perlindungan yang seharusnya; diperoleh, yang terhambat karena statusnya sebagai Odha.

5.       Tenaga Ahli/Profesional Yang Membantu Proses Rehabilitasi
a.       Kedokteran
b.      Psikiater
c.       Psikolog
d.      Pekerjaan  Sosial


Tidak ada komentar:

Posting Komentar